BPS : Deflasi Dipengaruhi Turunnya Harga Pangan

Monday 3 Apr 2017, 3 : 03 pm

JAKARTA-Penurunan harga sejumlah bahan pangan menjadi penyumbang utama terjadinya deflasi 0,02 persen pada Maret. Berdasarkan survey BPS, bahan makanan mengalami deflasi 0,66 persen dan andilnya terhadap deflasi Maret sebesar 0,14 persen. “Penurunan harga yang lumayan tajam untuk beberapa pangan dominan tersebut menyebabkan terjadinya deflasi pada kelompok pengeluaran bahan makanan,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS)  Suhariyanto di Jakarta, Senin, (3/4/2017).

Adapun komoditas pangan yang berkontribusi terhadap deflasi antara lain cabai merah (0,08 persen), beras (0,03 persen), cabai rawit (0,03 persen), ikan segar (0,02 persen), telur ayam ras (0,02 persen), dan bawang putih (0,01 persen).

Kelompok pengeluaran lain yang menyumbang deflasi yakni kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan (0,13 persen).

Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi meliputi kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (0,31 persen); perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar (0,30 persen); sandang (0,18 persen); kesehatan (0,21 persen); dan pendidikan, rekreasi, dan olahraga (0,08 persen).

Kenaikan harga antara lain terjadi pada listrik, bawang merah, jengkol, anggur, minyak goreng, ayam goreng, nasi dengan lauk, rokok kretek, rokok kretek filter, dan bensin.

Inflasi tahun kalender

Inflasi tahun kalender (Januari-Maret) 2017 menurut BPS sebesar 1,19 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Maret 2017 terhadap Maret 2016) sebesar 3,61 persen.

Komponen inti pada Maret mengalami inflasi sebesar 0,10 persen. Tingkat inflasi komponen inti tahun kalender (Januari-Maret) 2017 tercatat 1,03 persen dan tingkat inflasi komponen inti tahun ke tahun 3,30 persen.

Dari 82 kota Indeks Harga Konsumen, 49 kota mengalami deflasi dan 33 kota mengalami inflasi. Deflasi tertinggi terjadi di Tanjung Pandan (1,49 persen) dan terendah terjadi di Padang dan Purwokerto masing-masing sebesar 0,01 persen.

Sedangkan inflasi tertinggi terjadi di Merauke (1,24 persen) dan terendah terjadi di Tembilahan dan Banjarmasin, masing-masing sebesar 0,01 persen.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Semester I-2020, Kontribusi Ekspor Manufaktur Lampaui 79%

JAKARTA-Industri pengolahan nonmigas masih konsisten menjadi sektor yang memberikan kontribusi

Banyak Emiten Properti yang Tertarik Revaluasi Aset

JAKARTA-Paket kebijakan ekonomi Jilid V yang menawarkan insentif pajak  penghasilan