Cegah Korupsi dengan Pendidikan Karakter

Thursday 27 Mar 2014, 1 : 34 am
by

TANGERANG- Korupsi berkaitan dengan karakter atau jati diri bangsa. Bangsa yang memiliki karakter dapat berharap banyak memerangi korupsi dengan lebih mudah. Oleh karenanya, pendidikan karakter bangsa harus diberikan kepada anak-anak di usia dini yakni ketika berada dalam pendidikan dasar dan menengah. Hal inilah yang dilakukan negara Amerika Serikat dalam membangun karakternya yang secara tidak langsung mendidik anak tidak bermental korupsi.

Demikian diungkapkan Rahmad Pribadi, Master Public Administration (MPA) dari Harvard University dalam peluncuran buku “Melawan Korupsi Di Banten” karya Ananta Wahana, anggota DPRD Banten yang diselenggarakan oleh PBHMI di Islamic Village, Tangerang, Rabu (26/3).

Hadir sebagai pembicara lain adalah Letjen TNI (Pur.) Suryo Prabowo (Mantan Kasum TNI), Hermawi Taslim (Caleg DPR-RI Dapil Banten dari Partai Nasdem), KH Maman Imanulhaq (Caleg DPR-RI Dapil Jabar dari Partai PKB), Zuhairi Misrawi (caleg DPR-RI Dapil Jatim dari Partai PDIP) dan Ade Irawan (Koordinator ICW). Diskusi dipandu oleh Wisnu Nugroho, wartawan Politik/Hukum Harian Kompas dan sekaligus penulis buku tetralogi “Pak Beye”.

Dijelaskan, di Amerika Serikat murid-murid kelas 1 – 9 selalu dididik untuk berjanji kepada negerinya. Dengan demikian, anak-anak sudah dididik harus berjuang untuk bangsanya. “Anak-anak sejak usia dini sudah dididik karakter bangsa dan ditanamkan soal janji kepada negerinya. Meski bukan berarti di Amerika tidak ada korupsi, tetapi pendidikan karakter ini setidak-tidaknya dapat mencegah budaya korupsi seperti di Indonesia,” ujar Rahmad yang juga caleg DPR RI dari Golkar Dapil Jogyakarta.

Ia juga menggarisbawahi, korupsi di Indonesia tidak hanya terkait soal karakter tetapi juga soal sistem tata kelola negara yang lemah dan sistem juridis formal. Untuk mengatasi korupsi dan kelemahan bangsa dalam hal karakter, yang dibutuhkan adalah pemimpin yang patut menjadi tauladan. Ini diperlukan karena Indonesia menganut sistem paternalistik. OIeh karena itu, pemimpin yang dekat dengan korupsi pasti sulit mengadakan perubahan, sulit mengusulkan undang-undang yang mempersulit korupsi jika pemimpin itu sendiri terlibat. “Oleh karena itu, kita semua perlu mendorong gerakan yang memperbaiki Indonesia, gerakan Indonesia sejahtera, gerakan Indonesia bersih… dan pada akhirnya gerakahan Indonesia yang adil dan makmur pada 2045,” tegasnya.

Pernyataan Rahmad didukung oleh Zuhairi Misrawi yang merasa heran ketika berkunjung ke Amerika. Televisi Amerika menyiarkan penggunaan dana negara oleh pemerintah dan dilaporkan secara transparan. “Yang dilakukan oleh Ananta Wahana sama yang dilakukan di Amerika, memberi audit dirinya kepada media. Ananta sama bisa disamakan dengan Ahok yang seluruh kegiatan dan pengeluarannya dilaporkan melalui media online.” ujar Zuhairi yang lulusan Universitas Al Ahzar, Kairo.

Sementara Suryo Prabowo mengatakan, bahwa data pemda atau wakil rakyat yang terkait dengan korupsi sungguh memrihatinkan. Yang lebih mengenaskan adalah semua mengeluh soal korupsi namun tidak menjalankannya. “Para wakil rakyat yang korupsi adalah pilihan kita semua. Dalam alam demokrasi yang luar biasa kaya seperti Indonesia, ternyata koruptor adalah representasi rakyatnya. Dan itu adalah kesalahan kita semua karena memilih pemimpin berdasarkan popularitas,” jelas mantan Kasum itu.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Green Hospital Bisa Jadi Ikon Baru Pangkalpinang

JAKARTA-Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI mengapresiasi kepala daerah yang berinisiatif

UPC Bangun Listrik Tenaga Angin

JAKARTA-Investor listrik asal AS, UPC memastikan akan membangun Pembangkit Listrik