Cucu HB X Resah, Ini Alasannya

Monday 7 Sep 2020, 10 : 52 pm
by
Cucu Sri Sultan Hamengku Buwono X, Raden Mas Gustilantika Marrel Suryokusumo

YOGYAKARTA-Cucu Sri Sultan Hamengku Buwono X, Raden Mas Gustilantika Marrel Suryokusumo resah dengan kelestarian alam di lereng Gunung Merapi.

Marrel yang merupakan cucu paling tua dari Sultan Yogyakarta itu mengaku jika tidak diperhatikan, kelestarian lingkungan di lereng Merapi akan merugikan masyarakat di masa yang akan datang.

Sebagai kerabat keraton, Marrel mengemban tugas untuk ikut memikirkan kelangsungan hidup masyarakat yang bermukim di sekitar Merapi.

Hal itu membuat dia harus turun langsung melihat kondisi lingkungan dan membangun simpul komunikasi dengan kelompok-kelompok masyarakat.

“Ada hajat hidup warga masyarakat yang saling berkait, misalnya persoalan air,” kata Marrel saat ditemui saat menjajal lintasan All Terrain Vehicle (ATV) Watugede, Bronggang, Argomulyo, Cangkringan, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, Sabtu (5/9).

Marrel menyempatkan diri untuk mengunjungi dan berdiskusi dengan kalangan usaha untuk mencari formulasi agar kegiatan ekonomi tidak sampai berdampak buruk pada lingkungan.

Di ATV Watugede, Marrel menyempatkan diri untuk berdiskusi dengan Suhartono Kecik, pengelola destinasi petualangan itu untuk menggali data.

Mengelola lahan seluas 5 hektare di antara dua bendung sabo penahan lahar dingin, Suhartono bersama masyarakat sekitar mencoba untuk tetap berpenghasilan, tanpa mengubah kontur, elevasi serta fungsi bantaran sungai Gendol dan daerah tangkapan airnya.

Mereka memilih memanfaatkan bantaran sungai untuk lintasan ATV, daripada menambang pasir dan batunya, meskipun secara ekonomi hasilnya tidak terlalu sebanding.

“Ternyata bisa, industri jasa wisata berdampingan dan mempertimbangkan fungsi ekologis. Jadi tidak mengancam pasokan air untuk petani di bawahnya,” ujar Marrel.

Selain mencoba lintasan, pehobi speed offroad ini juga didaulat untuk menanam pohon jenis beringin di bantaran sungai Gendol.

Lahan Kritis Merapi

Marrel mengaku bersedia untuk menjadi bagian dari kerja Suhartono dan Komunitas Pagar Merapi yang berupaya menanami lahan kritis di lereng Merapi.

Sekitar 1200 pohon beringin disiapkan oleh komunitas untuk ditanam secara berkala di beberapa lokasi rawan.

“Selain akarnya dapat menahan erosi, pohon beringin juga memiliki kemampuan menyerap air yang baik,” kata Suhartono.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Perjanjian Perdagangan Bebas Indonesia-Norwegia Rugikan Nelayan Indonesia

JAKARTA-Pemerintah Indonesia dan Norwegia telah bersepakat dan menandatangani perjanjian perdagangan bebas

Pilkada Langsung Tak Sesuai Ajaran Bung Karno

JAKARTA-Partai Gerindra mengkriti sejumlah elit PDIP dan pihak-pihak tertentu yang