Daging Sapi Dijual Rp 100 Ribu, Sudah Ada Ruang Laba Rp 10 Ribu

Tuesday 11 Aug 2015, 3 : 06 am
by
Dirut Perum Bulog, Djarot Kusumayakti

JAKARTA-Dirut Perum Bulog Djarot Kusumayakti menegaskan siap bekerjasama dengan feedloter (perusahaan penggemukan sapi) dalam membangun sinergi agar bisa memproses daging sapi dalam harga yang wajar bahkan mengontrolnya sampai ke lapak.
Kepada wartawan yang mencegatnya seusai rapat kordinasi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (10/8) malam, Djarot menjelaskan, saat menjelang Lebaran lalu , harga daging secondary berada di posisi Rp 88 ribu. Namun di sisi lain, harga di pasaran mencapai Rp 120 ribu – Rp 130 ribu. “Artinya kan keliru. Saya laporkan kepada beliau-beliau yang punya kompetensi, itu ada yang keliru karena Bulog menjual Rp 88 ribu dengan overhead impas. Kalau saya mau naikkan Rp 90 ribu, Anda sudah ada untung sedikit. Sehingga kalau ke mereka kita kasi room laba sekitar Rp 10 ribu, mestinya dibawah Rp 100 ribu,” jelas Djarot.
Hal itu menurutnya, yang perlu disosialisasi bersama supaya kita sama-sama bisa bertahan. “Saya ingin harganya average dibawah Rp 100 ribu,” ujarnya.
Mengenai operasi pasar yang dilakukan Bulog, dia mengaku ingin konsentrasi di beberapa titik, Jakarta, Jawa Barat, Serang. Tetapi kalau memang dibutuhkan untuk diperluas, tentu akan diperluas. “Stok daging Bulog di kisaran 190 sama 275 ton, kira kira 465an ton. Jumlah ini tentu tidak bisa menggapai semuanya,” urainya.
Karena itu, Djarot berharap teman-teman yang berdagang untuk kembali berjualan. “Kalau butuh supply dari kami, akan kami kasi tambahan supply dari kami. Yang penting, mari kita tidak mengambil margin berlebihan sehingga teman-teman pasar yang membutuhkan daging tidak bergitu berat,” pintanya.
Kalau nanti impor dalam bentuk sapi nanti sampai selesai di pelabuhan, kata Djarot, tentu Bulog akan lebih leluasa lagi. “Yakinlah Bulog tidak cari untung, hanya sebagai stabilisator harga dan penyangga keberadaan barang,” tegas Djarot.
Dirut Perum Bulog itu mengemukakan, masalah stabilitas dan penyangga daging sapi itu memang dibebankan kepada Bulog. Untuk itu, Bulog harus mempersiapkan logistik yang memadai. “Logistik Bulog hari ini ada, tetapi untuk nasional tidak kuat, karena itu dibutuhkan fasilitas impor.” tuturnya.
Dengan fasilitas impor 50 ribu, Djarot menjamin logistik Bulog cukup. “Pada saat itu saya bisa mengajak teman-teman, paling tidak kami sebagi price leader, karena kami mempunya kemampuan. Belum lagi kalau pemerintah membuat skema system ke depan, saya kira kita bisa menjadi price leader,” pungkasnya

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

4 Unit Usaha Asing, Langgar Ketentuan Perpajakan

JAKARTA-Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak telah menemukan bukti kuat terhadap empat

Pemerintah Fokus Pembangunan SDM Berkualitas

JAKARTA-Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengharapkan belanja negara pada 2019 lebih berkualitas.