JAKARTA-Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) meminta agar pengusaha nasional merespon paket kebijakan ekonomi jilid II yang dinilai sudah lebih baik. “Setidaknya dunia usaha harus punya rasa nasionalisme. Kita bangun ekonomi secara kebersamaan sesuai dengan petunjukan 4 Pilar kebangsaan,” kata Wakil Ketua MPR Osman Sapta Odang dalam saat membuka acara training of traniers Sosialisasi Empat Pilar bersama sejumlah OKP di Hotel Sahira, Bogor, Kamis (1/10/2015).
Hadir pula dalam acara tersebut Walikota Bogor Bima Arya, Ketua Alumni GMNI Ahmad Basarah dan Sekjen MPR Eddi Siregar.
OSO menilai kalangan pengusaha yang tidak memiliki rasa nasionalisme sangat berbahaya. Karena ekonomi bangsa bisa diintervensi asing. “Asing paling gampang memanfaatkan Indonesia dalam situasi seperti ini,” tambahnya.
Malah OSO mengingatkan para pengusaha tidak sekadar mengambil keuntungan terus di masa-masa ekonomi sulit. Hal ini bisa memancing gejolak. “Jangan ambil untung dan membuat tekanan kepada rakyat, kalau rakyat marah, bisa berbahaya nanti,” ucap dia lagi.
Menurut OSO, dunia sedang mengalami krisis global bukan hanya Indonesia saja. Jadi jangan cari kambing hitamlah dalam hal ini. “Untuk memperkuat ekonomi, maka rasa nasionalisme harus ada. Ini tanggung jawab semua elemen bangsa,” tegasnya.
Diakui OSO, paket kebijakan ekonomi jilid II yang diluncurkan Presiden Jokowi memang
belum bisa dirasakan langsung ke daerah. “Memang tidak mudah menarik dana devisa hasil ekspor (DHE) di luar negeri, tapi harus ada cara,” ungkap Ketua Dewan Penasehat Kadin.
OSO membeberkan sejak dulu DHE ini sulit ditarik masuk ke dalam negeri. “Lho, yang dulu dulu saja tak bisa, kenapa pemerintahan yang sekarang diributkan,” imbuhnya seraya mempertanyakan. **aec
