Dividen Tunai Mitratel Sebesar 70% dari Laba 2021

Monday 25 Apr 2022, 2 : 47 pm
by
PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk

JAKARTA-PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) alias Mitratel membagikan dividen tunai tahun buku 2021 sebesar Rp966,7 miliar atau sebesar 70% dari laba bersih tahun lalu

“Rencana pembagian dividen MTEL telah disetujui oleh para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Jumat (22/4) ini, ujar Direktur Utama MTEL, Theodorus Ardi Hartoko dalam siaran pers di Jakarta, Jumat (22/4).

Dia mengungkapkan, penye-lenggaraan RUPST yang pertama bagi MTEL ber-jalan dengan lancar.

Dan, diputuskan hal yang paling ditunggu-tunggu oleh investor, yakni penggunaan laba ber-sih perusahaan tahun lalu senilai Rp 1,38 triliun.

Theodorus mengemuakan, keputusan rapat terkait penggunaan laba bersih 2021 yaitu senilai Rp1,381 triliun, yang akan digunakan sebanyak 5% atau sekitar Rp69 miliar untuk cadangan, 25% atau Rp345,3 miliar sebagai laba ditahan, dan 70% atau Rp966,7 miliar sebagai dividen tunai bagi para pemegang saham.

Theodorus menambahkan, para pemegang saham yang berhak menerima dividen adalah yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham perseoran per tanggal 12 Mei 2022 sampai dengan pukul 16.15 WIB.

“Dividen MTEL akan dibayarkan selambat-lambatnya pada 25 Mei 2022,” kata Theodorus.

Theodorus mengungkapkan sedang berada dalam tahap transformasi bisnis menuju perusahaan infrastruktur digital.

Untuk itu, perseroan akan menciptakan ekosistem menara telekomunikasi (tower) yang memadai melalui penguatan bisnis penyewaan menara telekomunikasi (tower leasing), project solution yang mencakup layanan terkait menara, power to tower solution terkait suplai energi untuk menara, managed service yang menyediakan pengelolaan atas aktiva dan pasiva infrastruktur telekomunikasi dan non telekomunikasi, edge infra solution atau penyewaan ruang lahan fasilitas penunjang, serta pengembangan jaringan fiber optik.

MTEL, menurut Theodorus, berencana mengembangkan jaringan fiber optik sepanjang 6.000 kilometer (km) di seluruh Indonesia.

Saat ini, MTEL tengah membangun jaringan fiber optik sepanjang 2.000 km.

“Pembangunan jaringan fiber optik ini telah selesai 30%. Kami targetkan dalam waktu yang tidak terlalu lama, pembangunan tersebut sudah selesai dan bisa segera digunakan oleh seluruh mobile network operator (MNO),” jelas dia.

Sementara itu, Direktur Bisnis MTEL Noorhayati Candrasuci mengatakan, pembangunan jaringan fiber optik pada 2022 akan menelan dana hingga Rp1 triliun.

“Total investasi sekitar Rp500 miliar hingga Rp1 triliun. Dananya dari hasil penawaran umum perdana saham (initial public of fering/IPO) tahun lalu,” tutur Noorhayati.

Adapun, Direktur Investasi sekaligus Corporate Secretary MTEL, Hendra Purnama mengatakan, tahun ini MTEL menargetkan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih sekitar 10-11% dibandingkan tahun lalu yang masing-masing sebesar Rp6,87 triliun dan Rp1,38 triliun.

MTEL juga menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar Rp9,9 triliun untuk tahun ini.

Dana tersebut akan digunakan untuk pengembangan bisnis secara organik seperti pembangunan menara atau tower baru, penguatan kolokasi menara, hingga pembangunan jaringan fiber optik.

Sebagian dana capex, lanjut Hendra, akan dipakai untuk pengembangan inorganik seperti pembelian atau akuisisi menara.

“Tahun ini kami me-nargetkan akuisisi sekitar 3.000 tower sebagai bagian dari pengembangan inorganik,” ungkap Hendra.

MTEL yang baru melantai di bur-sa pada 22 November 2021, berhasil membukukan laba bersih 2021 sebesar Rp1,38 triliun atau melesat 129,4%.

“Hal ini menandakan MTEL memiliki profitabilitas yang tinggi dan dapat mengembalikan value dari investasi shareholders,” ujarnya.

Hendra mengungkapkan, laba bersih MTEL pada 2021 ditopang oleh pertumbuhan organik dan anorganik melalui strategi sales yang agresif.

Terbukti, sepanjang tahun 2021, MTEL telah menambah sebanyak 796 tower dan 2.376 tenant secara organik.

Selain itu, lanjut Hendra, MTEL juga melakukan strategi pertumbuhan anorganik yang agresif melalui akuisisi menara Telkomsel sebanyak 8.139 menara dan 8.215 tenant, serta konsolidasi aset menara Telkom sebanyak 798 menara dan 1.432 tenant. (lek)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Pedagang Pasar Tradisional Kecewa Terhadap RUU Perdagangan

JAKARTA-Rencana DPR yang akan mengesahkan RUU Perdagangan menjadi Undang-Undang (UU)

6 Provinsi di Indonesia Timur Masih Gelap Gulita

JAKARTA-Program Energi Terbarukan Untuk Desa (PETDES) akan menjadi salah satu