Dorong Budaya Menabung, OJK Kembangkan Tabungan Simpel iB

Tuesday 8 Sep 2015, 2 : 50 pm
by
Ketua OJK, Muliaman D Hadad

JAKARTA-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama industri perbankan mengembangkan produk tabungan yang diberi nama Simpanan Pelajar (“SimPel/SimPel iB”) yang merupakan salah satu upaya OJK dalam membangkitkan kembali “budaya menabung” sejak dini bagi pelajar. Produk ini merupakan tabungan bagi para peserta didik mulai jenjang PAUD/Raudatul Athfal (RA) hingga SMA/Madrasah Aliyah (MA) dan Pondok Pesantren yang diterbitkan secara nasional oleh perbankan di Indonesia.

Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad mengatakan program ini bertujuan agar para pelajar sebagai generasi penerus bangsa dapat menjadikan kegiatan menabung bukan hanya sebagai kewajiban melainkan kebutuhan atau bahkan gaya hidup. “Budaya menabung penting dimulai sejak dini agar dapat mendidik anak untuk mampu mengendalikan diri dalam bersikap konsumtif serta belajar untuk dapat membelanjakan uang yang dimilikinya secara bijak. Selain itu, kegiatan menabung dapat melatih anak dalam mengelola keuangan secara bertahap sehingga pada saatnya nanti mereka dapat tumbuh menjadi masyarakat yang terampil dalam hal pengelolaan keuangan dan pada akhirnya akan mencapai kesejahteraan keuangan,” kata Muliaman D Hadad dalam acara aktivasi Tabungan (“SimPel/ SimPel iB”) di SMAN 68 Jakarta di Jakarta, Selasa (8/9).

Menurutnya, produk tabungan Simpel/Simpel iB ini diarahkan untuk menjadi tabungan dengan persyaratan yang mudah dan sederhana serta fitur yang menarik, dalam rangka edukasi dan inklusi keuangan. Produk ini pertama kali diluncurkan pada tanggal 14 Juni 2015 oleh Presiden RI, Joko Widodo yang diikuti oleh 8 Bank Umum Syariah.

Kegiatan aktivasi program Tabungan SimPel/ SimPel iB yang dilaksanakan pada Selasa ini, 8 September 2015 di SMAN 68 diikuti oleh 8 Bank Umum Konvensional (Bank Mandiri, BNI, BRI, BCA, BTN, Bank Permata, Bank Jabar-Banten dan Bank Jatim) dan 6 Bank Umum Syariah (Bank Muamalat, Bank Syariah Mandiri, BRI Syariah, BNI Syariah, BCA Syariah, dan Panin Syariah).

Berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi Keuangan yang dilakukan pada tahun 2013 kepada 8000 responden, tingkat inklusi keuangan kelompok siswa baru mencapai 44 persen. Selain itu secara statistik, jumlah pelajar SD, SMP, dan SMA dibanding total populasi Indonesia menunjukkan angka yang signifikan yaitu 20 persen dengan rincian sekitar 38,8 juta siswa di bawah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) dan sekitar 11 juta siswa di bawah Kementrian Agama (Kemenag).

Dilihat dari keadaan tersebut, peluang untuk meningkatkan inklusi keuangan khususnya kelompok pelajar masih sangat besar. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah model produk keuangan dengan karakteristik dan fitur yang sesuai dengan kebutuhan kelompok siswa.

Keunikan dan keunggulan dari tabungan ini antara lain nama siswa tercantum pada buku tabungan, setoran awal yang ringan, bebas biaya administrasi bulanan, minimum setoran yang terjangkau setiap kali menabung. SimPel/ SimPel iB tidak memberikan bunga, namun sebagai gantinya siswa akan mendapatkan program reward yang disesuaikan dengan kebijakan dari setiap bank. Dengan adanya produk ini, masyarakat diharapkan kembali mengangkat budaya menabung sejak dini.

Sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2014-2019, program ini diharapkan dapat menjadi sarana penyaluran dana Program Indonesia Pintar (PIP) mengingat SimPel/SimPel iB ini memiliki karakteristik yang spesifik seperti nama siswa yang tercatat sebagai pemilik rekening dan tercantum pada buku tabungan.

Kegiatan aktivasi ini akan dilakukan secara berkelanjutan dengan target 16 kota di Indonesia sampai akhir 2015, yaitu Jakarta, Serang, Medan, Yogyakarta, Surabaya, Bandung, Makassar, Palembang, dan Balikpapan, serta 7 kota di Jawa Timur.

Pada kesempatan ini, juga dilakukan penandatanganan Nota Kesepahaman dan Perjanjian Kerja Sama antara OJK dengan Kemenag dan Kemdikbud. Kerjasama tersebut dimaksudkan untuk mendukung kesuksesan pelaksanaan program SimPel/SimPel iB sehingga dapat memberikan dampak yang signifikan serta mempercepat akselerasi pencapaian target inklusi keuangan yang telah dicanangkan oleh Pemerintah.

Selain itu, dukungan dari industri perbankan dan stakeholders lain seperti pihak instansi terkait, satuan pendidikan, organisasi masyarakat, asosiasi, dan komunitas lainnya juga sangat dibutuhkan agar program Tabungan SimPel/SimPel iB dapat berjalan secara simultan, masif, dan berkelanjutan.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Pungutan DKE Ditunda, Harga Premium Jadi Rp6.950/L dan Solar Rp5.650/L

JAKARTA-Pemerintah memutuskan menunda penarikan pungutan Dana Ketahanan Energi (DKE) sebesar

ICW Ungkap 3 Fase Transaksi Politik Uang di Pilkada

JAKARTA-Politik uang kerap mewarnai pemilihan kepala daerah di Indonesia. Hal