Ekonom: Pemulihan Ekonomi China Tak Sekuat Ekspektasi Pasar

Sunday 17 Sep 2023, 11 : 19 am
by
Ilustrasi

JAKARTA-Senior Portfolio Manager, Equity PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, Samuel Kesuma, CFA menilai pemulihan ekonomi China menjadi sorotan karena tidak sekuat ekspektasi pasar.

Menurutnya, China dalam fase ekonomi yang berbeda dengan China 10 tahun yang lalu yang terus mencatat pertumbuhan ekonomi tinggi.

“Saat ini China adalah negara yang lebih maju, sudah menjadi salah satu ekonomi terbesar dunia, sehingga fokus pemerintah China beralih dari mengejar pertumbuhan tinggi menjadi pertumbuhan yang lebih berkualitas,” terangnya.

Dalam periode transisi ini tentunya, Indonesia akan melihat rebalancing dalam ekonomi China.

Di mana sektor yang menjadi motor pertumbuhan di masa lampau akan relatif melemah.

Sementara sektor prioritas untuk masa depan akan semakin berkembang.

Dari perspektif investasi, untuk eksposur di China Samuel mengunggulkan sektor yang mendapat dukungan dari kebijakan pemerintah China.

Beberapa fokus pemerintah China adalah mendukung konsumsi domestik, memajukan industri energi baru terbarukan, pengembangan ekonomi digital, dan kemandirian sektor ilmu pengetahuan dan teknologi.

“Dengan fokus kebijakan ini kami melihat sektor yang berhubungan dengan energi baru terbarukan dan rantai pasoknya dapat diuntungkan, serta sektor konsumer dan teknologi juga dapat menjadi unggulan,” tuturnya.

Dia menjelaskan pengaruh dari kondisi ekonomi China terhadap Indonesia memang sukup siginifikan.

China adalah mitra dagang terbesar Indonesia, sehingga perubahan kondisi ekonomi China dapat mempengaruhi kinerja ekspor Indonesia.

Komoditas ekspor Indonesia terbesar ke China adalah batu bara, yang permintaannya relatif resilien karena China masih mengandalkan batu bara sebagai sumber energi utama untuk pembangkit listrik.

Penggunaan batu bara masih mencapai 55% dari total bauran energi China.

Untuk perspektif menengah-panjang, fokus pemerintah  China di sektor energi baru terbarukan (EBT) dapat menguntungkan bagi Indonesia yang kaya akan komoditas yang menjadi bahan baku utama di industri EBT seperti nikel dan tembaga.

Kebijakan pemerintah Indonesia untuk mengembangkan industri manufaktur di sektor tersebut berpotensi menjadi komoditas ekspor utama baru bagi Indonesia, mengurangi ketergantungan dari ekspor batu bara.

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Di Bogor, Ganjar Pranowo Didampingi Sejumlah Politisi PAN

JAKARTA – Calon Presiden (Capres) PDI Perjuangan Ganjar Pranowo didampingi

Topang Daya Beli, Pemerintah Harus Ciptakan Proyek Padat Karya

JAKARTA-Pemerintah harus melakukan upaya nyata guna mendongkrak daya beli masyarakat