Ekonomi Indonesia Sudah Rebound di Hampir Semua Indikator

Wednesday 30 Jan 2019, 1 : 57 am
by
Diskusi Garasi Jaringan Nasional Duta Jokowi, Menyoal Program Ekonomi Joko Widodo – KH Ma’aruf Amin

JAKARTA-Direktur Eksekutif Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA) Yustinus Prastowo memastikan ekonomi Indonesia sudah berada pada jalur yang benar (on the track).

Meskipun pelan-pelan, tapi dipastikan ekonomi Indonesia sudah mengalami rebound di hampir semua indikator.

“Titik nadir sudah dilewati di tahun 2016-2017, 2018 sudah titik balik, counter -nya akan positif. Jadi kita harus optimis,” ujarnya disela-sela Diskusi Garasi Duta Joko Widodo yang dilaksanakan di Sekretariat Jaringan Nasional Duta Jokowi, Jalan Tebet Timur Dalam IV no. 9, Jakarta Selatan, Senin (28/1).

Selain Yustinus Prastowo, Ketua Komite Pemantauan Pelaksana Otonomi Daerah dan Direktur Apindo Research Institute Agung Pambudi juga  sebagai narasumber.

Isu perekonomian menjadi penting dan paling banyak dibicarakan, selama masa pemerintahan Kabinet Kerja periode pertama 2014-2019. Terlebih 6 bulan terakhir, masa kampanye pemilu 2019.

Tema ini yang dipilih Duta Joko Widodo untuk melihat pespektif pakar tentang isu ekonomi, baik yang sudah berlalu, sedang berlangsung dan tentu kebijakan-kebijakan ekonomi yang akan diambil ke depan.

Prastowo mengatakan Jokowi- Ma’aruf dalam visi misinya seolah-olah ingin memberikan pesan kepada public betapa pentingnya People Based Development

“Sudah cukup kami membangun insfrastruktur yang menjadi prasyarat bagi perekonomian, bagi pembangunan. Artinya tidak akan jadi prioritas lagi. Fokusnya sekarang di manusia, maka saya sebut people based development (pembangunan yang berfokus pada manusia_red),” ujarnya.

Prastowo menjelaskan APBN 2018 menjadi titik tolak people based development. Karena pertama kali APBN 2019 berparas humanis atau APBN yang mengedepankan aspek-aspek kualitas sumber daya manusia.

Pendidikan formal (LPDP, bidik misi) diperbanyak penerimanya supaya lebih banyak SDM yang lebih berkualitas.

Begitu juga dengan pendidikan vokasi (pendidikan keterampilan) sekarang juga diperkuat.

“APBN juga menyediakan anggaran insentif Rp 17 Triliun untuk riset dan pendidikan vokasi,” terangnya.

Lebih lanjut, Prastowo menyoal kebijakan ekonomi Jokowi Ma’aruf Amin ke dalam 3 poin penting.

Pertama, ada perubahan orientasi di program Jokowi-Ma’aruf berfokus pada sumberdaya manusia.

Kedua, indikator ekonomi semakin membaik.

Dan Ketiga, program ekonomi Jokowi sudah separuh jalan maka lebih baik dituntaskan. Karena proyeksi-proyeksi Jokowi -Ma’aruf adalah sesuatu yang bisa dilakukan dan terukur. 

Dimana pembangunan infrastruktur akan bisa dirasakan lebih optimal. 

Sejalan dengan Prastowo, Agung Pambudi juga mengatakan apa yang digambarkan dalam 9 misi Jokowi-Amin tidak lagi menawarkan mimpi tetapi menawarkan sesuatu yang realistis. Bahkan visi-misanya  bisa dikerjakan dalam 5 tahun ke depan dengan indikator-indikator yang terukur.

Dia prioritas program perekonomian Jokowi-Ma’aruf sudah memenuhi kebutuhan tantangan ke depan.

Bahkan sudah mulai ada pergeseran dengan munculnya pusat-pusat ekonomi baru di daerah-daerah. Terutama karena penyaluran Dana Desa yang dilakukan pemerintah dengan benar.

Diawali dengan membangun institusinya sehingga akuntabilitasnya jelas, membangun fasilitas infrastruktur dasar dan melakukan aktivitas ekonomi positif yang dengan membuka pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di desa,” urainya.

Agung menambahkan agar program ekonomi ini dikelola dengan benar dengan melibatkan orang-orang yang tepat.

“Tak hanya itu, juga melibatkan berbagai pihak/golongan, di dalam kantor staf presiden serta membuat tim untuk melakukan fungsi ‘Devil advocate’ ke Presiden agar agenda-agenda dari janji politik bisa berjalan dengan baik,” sarannya.

Sementara itu, Koordinator Jaringan Nasional Duta Jokowi, Joanes Jokod  mengatakan bahwa yang dilakukan Jokowi selama periode pertama bila dilihat sangat beresiko secara politis karena lebih banyak melakukan pembangunan di luar pulau Jawa.

Ini merupakan konsekuensi dari semangat Indonesia Sentris yang mengedepankan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

“Dan inilah keberanian pemerintahan Jokowi-JK,” ulasnya.

Dia mengatakan pembangunan infrastruktur dengan diikuti oleh mekanisme pasar akan menemukan bentuk-bentuk lain proses ekonomi baru di daerah-daerah. Dengan demikian lapangan kerja baru sangat terbuka.

“Bahkan munculnya wirausahawan-wirausahawan baru di daerah-daerah sehingga sumber daya manusia terserap secara merata,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Yusril: Wacana Presiden Harus Cuti Menyesatkan dan Berbahaya

JAKARTA-Guru Besar Hukum Tata Negara Prof Dr Yusril Ihza Mahendra

Rektor Ikopin Melantik DPP IKA Ikopin

JATINANGOR-Rektor Institut Manajemen Koperasi Indonesia (Ikopin) DR. Ir. Burhanudin Abdullah