Ekspor Oktober 2015 Mencapai US$12,08 Miliar

Monday 16 Nov 2015, 5 : 08 pm
by
ilustrasi

JAKARTA-Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia Oktober 2015 mencapai US$12,08 miliar atau menurun 4,00 persen dibanding ekspor September 2015. Angka ini juga dibanding Oktober 2014 menurun 20,98 persen. “Ekspor nonmigas Oktober 2015 mencapai US$10,71 miliar, turun 3,86 persen dibanding September 2015, demikian juga dibanding ekspor Oktober 2014 turun 16,88 persen,” ujar Kepala BPS, Suryamin di Jakarta, Senin (16/11).

Menurutnya, secara kumulatif nilai ekspor Indonesia Januari-Oktober 2015 mencapai US$127,22 miliar atau menurun 14,04 persen dibanding periode yang sama tahun 2014. Demikian juga ekspor nonmigas mencapai US$111,46 miliar atau menurun 8,77 persen. “Penurunan terbesar ekspor nonmigas Oktober 2015 terhadap September 2015 terjadi pada bijih, kerak, dan abu logam sebesar US$319,4 juta (84,95 persen). Sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada lemak dan minyak hewan/nabati sebesar US$121,8 juta (8,46 persen),” terangnya.

Dia menjelaskan, ekspor nonmigas ke Amerika Serikat Oktober 2015 mencapai angka terbesar yaitu US$1,22 miliar, disusul Tiongkok US$1,09 miliar dan Jepang US$1,01 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 31,05 persen. Sementara ekspor ke Uni Eropa (27 negara) sebesar US$1,23 miliar.
Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan periode Januari-Oktober 2015 turun 8,38 persen dibanding periode yang sama tahun 2014, dan ekspor hasil tambang dan lainnya turun 13,00 persen, demikian juga ekspor hasil pertanian turun 0,17 persen.
Sedangkan berdsarkan provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada periode Januari-Oktober 2015 berasal dari Jawa Barat dengan nilai US$21,51 miliar (16,91 persen), diikuti Kalimantan Timur US$15,67 miliar (12,32 persen) dan Jawa Timur U$14,13 miliar (11,10 persen).

Sementara itu, nilai impor Indonesia Oktober 2015 mencapai US$11,07 miliar atau turun 4,27 persen apabila dibandingkan September 2015. Demikian pula jika dibandingkan Oktober 2014 turun 27,81 persen.
Impor nonmigas Oktober 2015 mencapai US$9,31 miliar atau turun 3,50 persen jika dibandingkan September 2015 dan turun 20,78 persen jika dibandingkan Oktober 2014.
“Impor migas Oktober 2015 mencapai US$1,76 miliar atau turun 8,12 persen jika dibandingkan September 2015. Demikian pula apabila dibandingkan Oktober 2014 turun 50,89 persen,” imbuhnya.

Secara kumulatif jelasnya, nilai impor Januari–Oktober 2015 mencapai US$119,05 miliar atau turun 20,47 persen dibanding periode yang sama tahun 2014. Komulatif nilai impor terdiri dari impor migas US$21,17 miliar (turun 42,16 persen) dan nonmigas US$97,89 miliar (turun 13,46 persen).

Peningkatan impor nonmigas terbesar Oktober 2015 adalah golongan kapal laut dan bangunan terapung US$61,5 juta (143,69 persen), sedangkan penurunan terbesar adalah golongan mesin dan peralatan mekanik US$114,6 miliar (5,97 persen).

Tiga negara asal barang impor nonmigas terbesar Januari–Oktober 2015 adalah Tiongkok dengan nilai US$23,82 miliar (24,34 persen), Jepang US$11,31 miliar (11,55 persen), dan Singapura US$7,31 miliar (7,47 persen). Impor nonmigas dari ASEAN mencapai pangsa pasar 21,89 persen, sementara dari Uni Eropa 9,51 persen. “Nilai impor golongan barang konsumsi, bahan baku/penolong, dan barang modal selama Januari–Oktober 2015 mengalami penurunan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya masing-masing sebesar 16,14 persen; 21,48 persen; dan 17,68 persen,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Simsalabim! Suara PSI Meroket Dalam Semalam, Roy Suryo: Itu Tak Wajar

JAKARTA-Pakar Telematika, Pemerhati Telematika KRMT Roy Suryo Notodiprojo alias Roy

Menhub Budi Karya Teladan Komunikasi Promosi Kesehatan Dunia

Oleh: Emrus Sihombing Sejak kasus Virus Corona ditemukan di Indonesia,