Fahri : Indonesia Harus Ambil Keuntungan Dari Jalur Sutra

Jumat 26 Okt 2018, 6 : 47 pm

GUANGZHOU-Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah mengatakan silk road initiatif ini harus dikembangkan kontennya. Dan, mudah-mudahan Indonesia bisa menjadi content provider/penyedia konten, bagi kegiatan itu. “Tidak saja yang melalui laut, karena memang kita (Indonesia) dilalui pesisirnya. Tetapi juga melalui daratan,” katanya kepada wartawan usai menyampaikan pidato di depan 57 negara peserta Maritime Silk Road International Expo 2018 di Guangzhou, Tiongkok, yang dihadiri pemimpin pemerintahan dan perusahaan, Jumat (26/10/2018).

Lanjut Fahri, Indonesia bisa memberikan konten ditempat lain dengan nilai, agama dan Pancasila. Apalagi, sebenarnya Indonesia punya peluang untuk memberikan konten kepada inisiatif semacam ini. “Indonesia ingin mengikuti inisiatif yang besar ini, tetapi kita ikutnya juga bukan latah karena pada dasarnya perjalanan pesisir ini atau yang disebut belt and silk road itu, Indonesia punya akar juga dalam tradisi nenek moyang kita,” tambahnya lagi.

Karena, menurut Pimpinan DPR RI Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat (Korpolkam) itu, kerajaan-kerajaan seperti Sriwijaya dan Majapahit itu bersentuhan secara langsung dengan tradisi bangsa. Maka dari itu, Indonesia perlu juga menawarkan konsep yang bukan sekedar untuk mencari makan. “Sebab kalau konsep yang kita tawarkan hanya untuk sekedar cari makan, itu nanti tereduksi makna hubungan manusianya itu. Maka perlu di ekspand,” ujarnya.

Menyinggung pidatonya, Fahri mengatakan kalau dirinya cerita persentuhan Indonesia dengan Cheng Ho, baik sebagai bangsa maupun negara yang mayoritas muslim didalamnya itu, punya tradisi diajari supaya belajar ke Tiongkok ini, apa makna dari pelajaran itu? “Tentu kita mau bilang ke mereka bahwa dulu kami belajar ke Tiongkok ini bukan sekedar belajar mencari makan, bukan sekedar belajar ekonomi, tapi kita juga belajar tentang nilai, tentang sesuatu yang lebih luhur, lebih tinggi. Nah itu lah nanti yang menjadi konten pertemuan ini menjadi lebih punya makna, budaya, kultur bahkan mungkin makna spiritiual, makna kesian dan sebagainya,” ujarnya.

“Mengapa? Supaya pembangunan yang kita rancang itu dalam istilah kita pembangunan manusia seutuhnya. Saya kira itu yang menurut saya perlu di purpose kepada mereka,” tambahnya lagi. *

Komentar

Your email address will not be published.

Don't Miss

DJP Gandeng Polisi, Pajak Usaha Tambang Mulai Ditelusuri

JAKARTA-Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) bekerjasama dengan Badan
pariwisata

Pembangunan Infrastruktur di 5 Destinasi Super Prioritas Pariwisata Dipercepat

JAKARTA-Pemerintah memastikan pembangunan infrastruktur di 5 destinasi super prioritas dipercepat