Fitch: Optimisme Industri Pembiayaan RI Dibayangi Risiko Ketidakpastian Global

Thursday 12 May 2022, 9 : 30 pm
by
pertumbuhan penerbitan sukuk global selama Kuartal II-2021 didukung oleh peningkatan minat investor untuk menempatkan modal di instrumen suku, adanya kebutuhan refinancing dan diversifikasi pendanaan yang dilakukan oleh emiten.
ilustrasi

JAKARTA-Fitch Ratings menyebutkan, maraknya penerbitan surat utang oleh perusahaan pembiayaan dan leasing di Indonesia pada Kuartal I-2022 menunjukkan optimisme industri pembiayaan.

Namun prospek positif industri akan dibayangi risiko ketidakpastian pertumbuhan ekonomi global.

“Penerbitan utang 1Q22 yang kuat oleh perusahaan pembiayaan dan leasing Indonesia telah menunjukkan ekspektasi terkait potensi peningkatan pertumbuhan pembiayaan,” demikian disebutkan dalam analisa Fitch Ratings yang disampaikan oleh Alanis Ko (Media Relations Fitch Ratings Hong Kong) melalui surat elektronik, Kamis (12/5).

Fitch menyebutkan, pelonggaran kebijakan pembatasan aktivitas masyarakat yang terkait pandemi Covid-19 telah mendukung tren pemulihan ekonomi di Indonesia secara berkelanjutan, meskipun saat ini perekonomian juga dibayangi oleh risiko ketidakpastian global.

Industri pembiayaan di Indonesia sudah mulai menunjukkan adanya pertumbuhan, yang didukung oleh peningkatan penjualan mobil, setelah dalam dua tahun terakhir mengalami kontraksi.

Membaiknya kapasitas pembayaran kembali oleh debitur kepada perusahaan pembiayaan telah mengurangi tekanan pada kualitas aset.

Sementara itu, menurut Fitch Ratings, profitabilitas perusahaan pembiayaan telah mengalami kenaikan, karena tingkat pendanaan yang menguntungkan dan biaya provisi yang lebih rendah.

“Kami memperkirakan leverage industri —yang masih rendah di 2x pada akhir 2021— akan meningkat, akibat didorong oleh pertumbuhan pinjaman yang lebih kuat dan peningkatan aktivitas pembiayaan”.

Namun, Fitch Ratings menegaskan, pemulihan industri pembiayaan yang baru tercipta pada Kuartal I-2022 bukan tanpa tantangan.

“Tekanan inflasi yang semakin cepat mungkin memerlukan pengetatan kebijakan moneter, yang dapat menghambat pertumbuhan, meningkatkan biaya dana dan menurunkan permintaan dan kualitas aset,” sebut Fitch Ratings.

Fitch Ratings meyakini, aktivitas penerbitan obligasi domestik yang lebih tinggi pada kuartal pertama tahun ini sudah mempertimbangkan kondisi menjelang kenaikan tingkat suku bunga dan obligasi jatuh tempo obligasi yang lebih besar di Kuartal II hingga Kuartal IV- 2022.

Sejauh ini, jelas Fitch Ratings, likuiditas di industri perbankan Indonesia sudah memadai dan margin industri yang luas juga akan membantu mengurangi risiko terhadap dana pembiyaan

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

SAHAM

IHSG Kembali Ditutup Turun 0,40% di Level 7.247,460

JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia

Menakar Arah Bidak Catur Jokowi

Oleh: Saiful Huda Ems Rupanya ada yang luput dari perhatian