Fornas Perempuan BTIka Deklarasikan Keberagaman di Hari Ibu

Sunday 23 Dec 2018, 4 : 40 pm
by

JAKARTA-Fornas Perempuan Bhineka Tunggal Ika mendeklarasikan keberagaman untuk mewujudkan Indonesia damai bertepatan dengan peringatan Hari Ibu 22 Desember.

Menurut Ketua Fornas Perempuan Bhinneka Tunggal Ika, Ratri Wahyu Mulyani akan terus dan harus berani berjalan dengan falsafah Pancasila dengan keberagaman yang sudah diberikan oleh para pendiri negara.

“Upaya ini menjadi bentuk sumbangsih kami semua untuk melestarikan keberagaman melalui Pancasila dan mengedepankan toleransi melalui pemberdayaan perempuan Indonesia,” katanya.

Pada kesempatan itu hadir perempuan dari berbagai kalangan yang berbeda profesi, status, dan latar belakang termasuk tokoh di antaranya Omi Komaria Madjid dan aktivis perempuan Siti Musdah Mulia.

Istri budayawan (Alm) Nurcholis Madjid, Omi Komaria Madjid membagi pengalamannya tentang betapa Cak Nur sang suami adalah sosok yang senantiasa menjadikan Pancasila sebagai panutan semasa hidupnya.

“Ajaran berlandaskan Pancasila dan nilai-nilainya diterapkan selalu kepada kami semua dan anak-anak,” katanya.

Aktivis perempuan Siti Musdah Mulia dalam sambutannya mengatakan kaum perempuan Indonesia memiliki andil turut serta memerdekakan Indonesia.

Oleh karena itu ia menegaskan pentingnya perempuan untuk melek politik karena hingga saat ini perempuan masih terjerat beragam problem sosial, gangguan pendidikan, gangguan reproduksi, hingga menjadi korban human trafficking.

“Melalui forum ini diharapkan perempuan bisa mengambil peran sebagai sosok yang memberikan kontribusi besar bagi bangsa, agama, dan negara,” katanya.

Dewan Pakar Fornas BTIka Irene Gayatri dalam kesempatan itu menekankan pentingnya keterlibatan dan peran perempuan dalam dunia politik sebagai upaya untuk mencegah konflik dan ekstrimisme.

“Perempuan bisa mencegah dorongan negatif untuk melakukan hal-hal yang tidak baik termasuk bentuk-bentuk ancaman yang merugikan,” katanya.

Sementara Sekjen Fornas BTIka Syaiful Arif yang juga hadir mengatakan di sebuah negeri dengan keberagaman yang tinggi seperti Indonesia, maka ideologi Pancasila merupakan pilihan yang tidak terelakkan.

Sayangnya, dalam beberapa waktu terakhir banyak hal terjadi yang sudah mulai melunturkan kepercayaan masyarakat terhadap Pancasila.

Hasil survei berbagai lembaga juga mengejutkan ketika kecenderungan masyarakat untuk lebih memilih dasar negara khilafah justru semakin kuat ketimbang memilih Pancasila.

Oleh karena itu, pihaknya menginisiasi pendirian Sekolah Pancasila yang diperuntukkan bagi semua anak Indonesia.

“Sekolah Pancasila ini kami anggap penting, jadi kami buka gratis pendaftaran bisa melalui Fornas perempuan,” katanya.

Para perempuan pun kemudian membacakan deklarasi secara bersama sekaligus sebagai pernyataan sikap untuk mendukung pemerintah yang sah yang terpilih berdasarkan proses demokrasi, mendukung Pancasila, UUD 1946, dan NKRI sebagai pandangan dasar negara dan negara Republik Indonesia dan memegang teguh semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

Mereka juga mendeklarasikan diri untuk mengutuk segala tindakan radikalisme yang mengatasnamakan agama apapun dan mendukung penuh segala tindakan tegas pemerintah dan aparat negara kepada ormas radikal, intoleransi, serta kelompok-kelompok lain yang mempunyai keinginan atau terindikasi mengganti ideologi Pancasila, UUD 1946, serta NKRI.

Fornas Perempuan BTIka juga menyatakan mendukung penuh pemerintah dan aparat negara untuk menindak tegas oknum, organisasi atau pejabat yang secara terang-terangan mendukung kelompok intoleransi, organisasi radikal, dan atau ormas yang menentang Pancasila.

Untuk itu menurut Ketua Fornas Perempuan Bhinneka Tunggal Ika Ratri Wahyu Mulyani, bahwa perempuan harus bersiap diri dan terus menjadi pilar keberagamaan dibumi Indonesia.

Fornas Perempuan Bhineka Tunggal Ika  menyatakan siap bekerja sama dengan pemerintah serta instabsi manapun untuk bersama-sama menyuarakan Pancasila, UUD 1945, dan NKRI baik di tingka pusat maupun daerah.

Fornas Perempuan Bhineka Tunggal Ika menyatakan bahwa mereka menyadari keberagaman, Pancasila, UUD 1945, serta NKRI harus dipertahankan dan terus dilestarikan oleh semua elemen bangsa bersama-sama.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Posisi Uang Beredar April 2019 Tercatat Rp5.744,0 Triliun

JAKARTA-Bank Indonesia (BI) mencatat uang beredar dalam arti luas (M2)
Neraca perdagangan Indonesia pada Januari-September 2021 secara keseluruhan mencatat surplus 25,07 miliar dolar AS, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama tahun 2020 sebesar 13,35 miliar dolar AS

Neraca Perdagangan November 2021 Surplus USD3,51 Miliar

JAKARTA-Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), surplus neraca perdagangan Indonesia