Gemerisik Ilalang Padang Sabana Diluncurkan

Thursday 21 May 2015, 9 : 19 pm
by

SUMBA BARAT DAYA-Tepat pada hari kebangkitan Nasional (20 Mei 2015), penyair Agust Dapa Loka meluncurkan antologi puisinya  Gemerisik Ilalang Padang Sabana. Peluncuran tersebut dilakukan di antara bunyi riuh gong woleka di kampung halaman penulis, Piero, Wewewa Barat, Sumba Barat Daya, NTT. “Peluncuran ini saya lakukan di kampung halaman karena kesadaran penuh bahwa kampung adalah rahim segala sesuatu yang muncul kemudian, termasuk kemampuan berkarya dan menghasilkan karya semacam ini. Kita tidak boleh lupa kampung,” ujar penulis novelPerempuan Itu Bermata Saga ini.

Antologi puisi ini jelas Agust, merupakan artikulasi kegelisahannya atas berbagai hal yang selalu muncul dan tak kunjung menemukan penyelesaiannya. “Suara kami sampai parau dan nyaris tak terdengar lagi. Kami tidak berharap untuk disuapi. Saya sendiri tidak mau itu. Yang paling benar, kita semua bekerja dengan benar bagi meningkatnya kesejahteraan hidup bersama. Bukannya mereka yang mestinya bekerja untuk itu malah hanya mementingkankan perutnya sendiri. Korupsi, kok, jadi wajib ketika menjadi pejabat?” ujar Agust gundah.

Kepada teman-teman sekampungnya, Agust berharap untuk tetap bekerja dan selalu berikhtiar untuk mencapai hasil yang terbaik. “Mari kita lakukan semuanya, saudaraku, bapak/ibuku dengan penuh harap dan cucuran air mata. Allah dan para leluhur pasti merestui setiap niat baik kita,” kata Agust dengan nada mengajak.

Dalam buku ini Agust mempersembahkan 61 buah puisi dan dikatapengantari oleh Menteri Anies Baswedan. Di bawah judul Gemerisik Ilalang Padang Sabanamisalnya, Agust mencoba menghadirkan hakikat Pulau Sumba, tempat ia lahir dan tinggal, sebagai sebuah padang ilalang yang maha luas, namun kering dan sering dibakar warga. Pada sepenggal syairnya ia menulis Gemerisik ilalang padang Sabana/ adalah nyanyian suara parau kaum tertindas/ lama tertatih pada langkah kehidupan yang selalu kandas/ saat berburu janji yang selalu ditunda//

Namun pada bagian lain, ia menulis Gemerisik ilalang padang sabana/ adalah tekat yang tak bisa mati/ sebelum pisau puisiku dikubur bersama di ujung tanah yang sudah lama menanti//

Pernyataan Agust di atas ingin menegaskan bahwa meskipun Sumba adalah sebuah  negeri yang cenderung kering dan diliputi oleh sejumlah derita, namun orang-orangnya tak pernah menyerah kepada situasi. Mereka tetap berjuang dan bertekad untuk meraih hidup yang lebih baik lagi

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

perolehan laba bersih MEDC tersebut ditopang oleh raihan pendapatan selama enam bulan pertama tahun ini yang meningkat menjadi USD636,29 juta dari USD569,81 juta pada Semester I-2020

MEDC Alokasikan Rp200 Miliar Untuk Buyback 100 Juta Saham

JAKARTA-PT Energi Internasional Tbk (MEDC) berencana melakukan pembelian kembali (buyback)

Pemilu 2019, Parpol Kecil dan Menengah Bisa Jadi Gurem

JAKARTA-Pemilihan presiden dan anggota legislatif yang berlangsung serentak di Pemilu