Kang Emil juga diteladani sikapnya saat mengalami musibah meninggalnya anak bungsu beliau, Eril.
Menurut Leo, dari kerja nyata dan juga sikap dalam berkeluarga, adalah modal seorang pemimpin.
“Ada jiwa kebapakan, keberpihakan pada warga. Pemilih kedepan lebih melihat, calon yang merasakan kebutuhan warga, dan bisa menyiapkan dirinya, mereka hadir, itu ditunjukkan,” jelas Leo.
Meski Kang Emil memiliki kapasitas yang tingkatnya nasional, namun Leo mengatakan, sepertinya Kang Emil belum akan maju dalam laga Capres-Cawapres 2024.
“Yang saya dengar Kang Emil tidak usah maju, biar Pak Airlangga yang maju, nanti kemudian mesin Golkar tetap mendukung Kang Emil maju sebagai gubernur,“ ungkap Leo.
Pilkada Jawa Barat akan dilaksanakan serentak dengan Pemilu 2024. Dari Partai Golkar masih mengusung Ketum Airlangga sebagai Capres.
Namun belum ada keputusan tentang Capres dan Cawapres dari Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
Kang Emil sendiri, dalam pernyataanya mengaku tengah dekat dengan Partai Golkar. Namun ada beberapa partai juga yang tengah mendekatinya.
Maka dia meminta masyarakat untuk menunggu sampai akhir tahun, kemana dia akan berlabuh.
Investasi Elektoral
Sementara itu, Peneliti Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (PRP-BRIN) Aisah Putri Budiatri menilai rencana Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (RK/Kang Emil) bergabung dengan partai politik bisa mempengaruhi peta politik jelang Pilpres 2024.