Hilirisasi Nikel di Indonesia, Ciptakan Multipiler Effect

Sunday 13 Aug 2023, 8 : 54 pm
by
juru bicara Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Febri Hendri Antoni Arif

JAKARTA-Sejak bergulirnya program hilirisasi sumber daya alam, terutama logam nikel di tanah air, beberapa multiplier effect mulai terlihat pada ekonomi nasional.

Hal tersebut disampaikan juru bicara Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Febri Hendri Antoni Arif, di sela kegiatan peringatan HUT ke-78 RI yang diadakan di kantor pusat Kemenperin, Sabtu (12/8).

Saat ini, berdasarkan data Kemenperin, terdapat 34 smelter yang sudah beroperasi dan 17 smelter yang sedang dalam kontruksi.

Investasi yang telah tertanam di Indonesia sebesar USD11 miliar atau sekitar Rp165 Triliun untuk smelter Pyrometalurgi, serta sebesar USD2,8 Miliar atau mendekati Rp40 Triliun untuk tiga smelter Hydrometalurgi yang akan memproduksi MHP (Mix Hydro Precipitate) sebagai bahan baku baterai.

Selama masa konstruksi, kehadiran smelter tersebut menyerap produk lokal.

Saat ini, smelter tersebut mempekerjakan sekitar 120 ribu orang tenaga kerja.

Dilihat dari lokasi, smelter tersebar di berbagai provinsi yaitu Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, serta Banten.

“Hal ini mendorong pertumbuhan perekonomian di daerah tersebut dengan meningkatnya PDRB di daerah lokasi Smelter berada,” kata Febri.

Besarnya multiplier effect smelter nikel ini dapat dilihat dari nilai tambahnya.

Kemenperin menghitung nilai tambah yang dihasilkan dari nikel ore hingga produk hilir meningkat berkali-kali lipat jika diproses di dalam negeri atau menghilirkan proses barang mentah.

Febri menyampaikan, apabila nilai nikel ore mentah dihargai USD30/ton, ketika menjadi Nikel Pig Iron (NPI) harganya akan naik 3,3 kali mencapai USD90/ton.

Sedangkan bila menjadi Ferronikel, akan naik 6,76 kali atau setara USD203/ton.

Ketika hilirisasi berlanjut dengan menghasilkan Nikel Matte, maka nilai tambahnya juga akan naik menjadi 43,9 kali atau USD3.117/ton.

Terlebih, sekarang Indonesia sudah punya smelter yang menjadikan MHP sebagai bahan baku baterai dengan nilai tambah sekitar 120,94 kali (USD3.628/ton).

“Apalagi, jika ada ada pabrik baterai yang mengubah ore menjadi LiNiMnCo, maka nilai tambahnya bisa mencapai 642 kali lipat,” papar Febri.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Teguh Santosa: Penghentian Reklamasi adalah Pengakuan Kesalahan

JAKARTA-Bakal calon gubernur DKI Jakarta, Teguh Santosa menilai keputusan Menko

Penggunaan Dana BOS Tidak Dibatasi di Masa Covid-19

JAKARTA-Kasubbag Evaluasi Direktorat Jenderal PAUD, Dikdas, dan Dikmen Kemendikbud, Katman,