IAKMI: Patuhi 3M, Vaksinasi dan Pro-akif Testing

Saturday 9 Apr 2022, 7 : 56 pm
by
Ketua Umum Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Dr. Ede Surya Darmawan, SKM, MDM

JAKARTA-Seiring dengan terus membaiknya kondisi covid-19 di Indonesia, terjadi peningkatan mobilitas masyarakat selama bulan Ramadhan.

Berdasarkan Google Mobility Index per 6 April 2022, terjadi peningkatan tren mobilitas sebesar 31 persen, pada tempat-tempat seperti, taman nasional, pantai umum, dermaga, taman hewan peliharaan, lapangan terbuka, dan taman umum.

Bahkan, mobilitas masyarakat saat ini lebih tinggi, dibandingkan sebelum pandemi Covid-19 melanda.

Apalagi, pemerintah sudah memperbolehkan masyarakat melakukan mudik setelah dua tahun tertunda.

Karena itu, penting menjaga diri dan lingkungan sekitar, agar tidak memicu lonjakan kasus setelah periode libur nanti.

Ketua Umum Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Dr. Ede Surya Darmawan, SKM, MDM, mengungkapkan penularan Covid-19 terjadi dari orang ke orang.

“Jadi, virus bukan berkeliaran di udara,” terangnya.

Karena itu, ketika melakukan ibadah, atau aktivitas sosial, dan melakukan perjalanan idealnya tetap menggunakan masker dengan baik, sebagai perlindungan utama, karena menjaga jarak biasanya cenderung sulit dilakukan.

“Nah, salah satunya menggunakan masker medis 3 lapis gitu ya, kalau setelah itu mau di double dengan kain silahkan saja. Tetapi yang prinsip menggunakan masker dengan baik, harus menutupi hidung dan mulut dengan benar. Kemudian kalau membuka jangan kita menyentuh bagian dalamnya atau bagian luarnya karena disini sudah terkontaminasi bakteri dari kita maupun dari luar.” tegas Ede, dalam diskusi virtual berjudul “Cegah Penularan, Ibadah Ramadhan Tetap Aman”, Jum’at (8/4/2022).

Ede menambahkan, ada dua kondisi dimana masyarakat harus melaksanakan tes secara berkala.

Pertama, setelah melaksanakan interaksi sosial yang begitu intens, bertemu dengan orang dari berbagai kalangan, karena potensi penularan sangat tinggi walaupun tidak menunjukkan gejala.

Kedua, ketika mengalami gejala seperti influenza dan gejala tidak sembuh setelag tiga hari.

“Segera lakukan tes sehingga kondisi kita segera diketahui. Kalau bapak ibu (orang tua) mengalami sakit, bisa sedini mungkin diketahui dan bisa ke pelayanan kesehatan secepatnya. Sehingga mendapatkan pertolongan ketika kondisi tubuh kita masih baik. Ya, kita tentu saja pada kondisi mereka yang punya komorbid itu dua-duanya harus diperiksa komorbidnya diberiksa begitu ada gejala flu yang lama, juga harus dilakukan tes covid sehingga kita bisa lebih cepat mengetahui penyakit kita” tegas Ede.

Jujur Bila Tes Mandiri
Ede menambahkan, jika masyarakat melakukan tes mandiri, idealnya tetap melaporkan ke dalam Peduli Lindungi, sehingga harus jujur.

Karena, kalau tidak lapor dan jelas positif ataupun reaktif dengan antigen tapi tetap berinteraksi, akan sangat beresiko (menularkan) pada orang lain.

Menurutnya, meski diperbolehkan melakukan tes mandiri, harus diikuti dengan kebijakan yang tepat dari pemerintah terkait pengolahan limbahnya.

“Memang di satu sisi dibolehkan atau dianjurkan tetapi di sisi lain, di Indonesia saat ini kebijakan pemerintah itu belum cukup kuat peraturannya, termasuk peraturan bagaimana pengolahan sampahnya, karena sampahnya itu menjadi beresiko,” ungkap Ede dalam talk show yang diseleggarakan Satuan Tugas Penanganan covid-19, Jum’at (08/04/2022).

Bagi masyarakat yang mmelakukan tes mandiri, sebaiknya tetap mengkosultasikan pada petugas kesehatan dan harus jujur.

Karena, jika hasilnya reaktif atau positif, maka tidak boleh melakukan aktifitas apapun, dan segera isolasi mandiri.

“Penyakit ini (Covid-19) adalah penyakit virus sesuai namanya artinya adalah penyakit virus mudah berubah, yang kita khawatirkan adalah terjadi sebuah mutasi baru kemudian bisa meninggal ini yang kita khawatirkan. Karena pandemi ini masih belum jelas karena masih naik turun karena itulah lebih baik mencegah dari awal,” tutup Ede.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Pemda Dapat Jatah PNS 60.000 Orang

JAKARTA-Pemerintah menyediakan kesempatan kerja untuk menjadi PNS di daerah sekitar

Longgarkan Kebijakan Makroprudensial, BI Revisi Aturan GWM

JAKARTA – Bank Indonesia (BI) kembali melonggarkan kebijakan makroprudensial melalui penyesuaian