ICMI: Umat Islam Indonesia Harus Jaga Keutuhan Indonesia

Jumat 5 Agu 2016, 5 : 30 pm
by
Dr. Moh. Jafar Hafsah

JAKARTA-Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) meminta umat Islam di Indonesia harus berupaya keras menjaga keutuhan Indonesia agar tidak terpecah belah akibat isu gesekan antar agama. Pernyataan ini disampaikan Sekretaris Jenderal ICMI, Dr. Muhammad Ja’far Hafsah terkait konflik yang terjadi di Tanjung Balai baru-baru ini. “Sikap toleransi beragama dalam kehidupan bangsa dan negara sangat diperlukan karena itu adalah sebuah keniscayaan yang membentuk Indonesia menjadi satu negara yang utuh yang harus tetap dipelihara,” ujar Sekretaris Jenderal ICMI, Dr. Muhammad Ja’far Hafsah di Jakarta, Jumat (5/8).

Menurutnya, kerusuhan rasial yang terjadi di Tanjung Balai, Asahan, Sumatera Utara, disinyalir olehnya merupakan ulah oknum yang ingin terjadi gesekan antar agama di Indonesia. “Banyak pihak yang tak senang dengan terjadinya kerukunan antar umat beragama di Indonesia. Dengan berbagai cara salah satunya isu gesekan antar agama selalu dihembuskan agar terjadi konflik antar beragama, antar adat dan antar komponen di Indonesia,” katanya.

Sehingga, lanjut Jafar Hafsah , beberapa oknum yang tidak bertanggung jawab mencoba langsung atau tidak langsung memunculkan kondisi yang kurang kondusif untuk toleransi dan kehidupan bersama ini termasuk di Tanjung Balai beberapa waktu lalu.  “Selain itu juga adanya pengaruh kelompok-kelompok tertentu di dunia internasional dengan perkembangan komunikasi yang begitu pesatnya sekarang ini,”ujarnya.

Karena itu, Sekjen ICMI itu mengharapkan, agar setiap orang harus benar-benar memantapkan toleransi beragamanya. “Yang mayoritas harus mengerti bahwa ada minoritas yang harus dilindungi, tetapi minoritas itu juga harus sungguh-sungguh memahami dasar suatu agama dan menghormatinya,” teganya.

Politisi Partai Demokrat ini menilai peristiwa di Tanjung Balai itu merupakan salah satu tindakan yang dibuat oleh beberapa oknum yang tidak bertanggung jawab untuk membuat terjadi gesekan antar umat beragama. Karenanya, dia meminta kepada pihak kopolisian untuk sungguh-sungguh dalam memahami akar permasalahanya dan saat melakukan proses penyelesaiannya dan mendamaikan harus bersifat adil. “Jika yang melakukan pelanggar melakukan tindakan pidana berupa merusak dan lain-lain itu memang berlaku hukum umum. Tetapi semuanya itu dilakukan dengan sebijaksana mungkin, jangan sampai memicu perselisihan baru,” tuturnya.

Ia juga mengharapkan kepada media untuk proporsional dan adil dalam memberikan pemberitaan.  “Jangan justru tambah memicu. gunanya media itu menenangkan, untuk meredam bukan saja perselisihan begini tapi meredam kejelekan menjadi menjinakan yang liar,” imbuhnya.

Begitu juga dengan para pengguna media sosial (medsos), mereka adalah penulis dan menjadi redakturnya diri sendiri, itu juga sama saja prosesnya harus dipikirkan terlebih dahulu sebelum menulis atau mengungkap ide.  “Jangan terpengaruh dan jangan terpancing dan harus mencerna informasi secara proposional juga. karena yang rugi adalah rakyat, sebab segala perselisihan dan gesekan itu akibatnya adalah menimbulkan luka, baik luka dihati dan fisik yang bisa memunculkan dendam kesumat yang bisa meledak suatu saat,” pungkasnya

 

Komentar

Your email address will not be published.

Don't Miss

Ibaratkan Teh Botol Sosro, TPDI: Bambang Pacul Merendahkan Puan Maharani

JAKARTA-Koordinator Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) Petrus Selestinus menilai pernyataan

STIH IBLAM Gelar Diskusi Publik RKUHP

Jakarta – Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Iblam Jakarta menggelar diskusi