Hal ini sekaligus melengkapi dan memperluas narasi baru tentang Candi Bodobudur, serta dapat melestarikan tradisi dan budaya yang menjadi kekayaan bagi Indonesia.
Salah satunya warisan kuliner kuno dari leluhur kita, untuk wujudkan selera Indonesia untuk dunia.
Sedangkan Pemangku Karya Jamuan Minum Rempah Rosita Wibawa mengatakan, para peserta Gastronosia ‘dari Borobudur untuk Nusantara’ telah mengikuti ritual jamuan minum rempah.
Hal ini sebagai upaya IGC melestarikan, memajukan, menguatkan, dan memberdayakan makanan Indonesia dan yang terkandung di dalamnya guna menguatkan Indonesia dalam segala bidang, berupaya mengangkat kembali tradisi yang sudah menjadi budaya turun temurun yang menjadi kearifan lokal Indonesia.
Sesi pelatihan yang digelar secara hybrid pada acara tersebut dihadiri oleh perwakilan dari desa di sekitar Kawasan Candi Borobudur, mereka diajarkan Gastro Story Telling dan Gastro Marketing, terutama ditujukan bagi pelaku usaha restorant dan industri.
Selain itu, juga ada Coaching Clinic, merekonstruksi makanan abad VIII-X oleh pakar gastronomi kuliner tradisional.
Webinar sebagai salah satu kegiatan pada rangkaian acara tersebut memberikan paparan kepada para peserta tentang bagaimana menjadi seorang Gastropreneurship, dan diajarkan bagaimana memanfaatkan platform digital dalam menunjang bisnis gastronomi di dalam dan di luar negeri, agar dapat menginspirasi mereka untuk membuka peluang bisnis gastronomi di era new normal.
“Program Gastronosia berikutnya akan berlanjut dengan sejarah gastronomi pada kebudayaan Nusantara daerah lainnya, terutama destinasi utama di Indonesia, untuk memberikan edukasi serta informasi bagi para penikmat gastronomi serta pemerhati budaya dan sejarah Nusantara,” kata Ria Musiawan.