Indonesia Harus Rebut Kembali Predikat ‘Macan Asia’

Thursday 18 Apr 2013, 6 : 00 pm
by
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

JAKARTA- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta pengusaha Indonesia agar merebut kembali predikat ‘Macan Asia’ yang dahulu pernah disandang Indonesia.  Salah satu masalah yang harus segera diselesaikan Indonesia adalah meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM), agar mampu bersaing di tingkat kawasan.”Mau menjadi macan kandang atau mau menjadi Macan Asia?” tanya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam pembukaan acara Indonesia Young Leaders Forum 2013 yang digelar Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) di The Ritz-Carlton Pacific Place Jakarta, Kamis (18/4).
Seperti diketahui, predikat sebagai Macan Asia pernah disandang Indonesia berkat pertumbuhan ekonominya yang sangat tinggi. Disaat ekonomi sejumlah negara Asia   melandai, Indonesia justru mencatat pertumbuhan ekonomi dengan kisaran 6-7 pesen.

Menurut SBY, ketangguhan pengusaha muda membangun usaha dan berkompetisi menjadi kunci utama Indonesia bisa maju. Apalagi sebentar lagi, ASEAN akan menjadi salah satu kawasan ekonomi, dimana persaingan menjadi poin utama agar bisa bertahan dalam membangun bisnis.”Untuk menjadi Macan Asia maka saatnya berbenah diri.  Karena itu, perlu memperkuat sinergi para pengusaha untuk menyelesaikan sejumlah tantangan menuju ASEAN Economic Community (AEC) 2015 ,” jelas dia.

Selain itu, lanjut Presiden, terkait dengan peningkatan kemampuan industri dalam mengolah sumber daya alam (SDA) yang memiliki nilai tambah. “Kalau (bahan mentah) tidak diubah menjadi bernilai tambah oleh industri, maka dipastikan sumber daya alam kita akan segera habis,” ujar SBY.

Persiapan lainnya, terang SBY, ada pada hal-hal yang menyangkut distribusi logistik nasional. Terhambatnya penyaluran logistik, kata dia, bisa menyebabkan mahalnya harga produk, maka hal ini harus disikapi dengan pembenahan infrastruktur. “Terakhir adalah iklim investasi dan kemudian eksternalisasi yang harus diperbaiki, seperti perbankan yang masih dinilai kalah efisien dibandingkan denga negara-negara ASEAN lain,” kata SBY.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Untuk target pencatatan Efek baru di 2022 adalah sebanyak 68 Efek, yang terdiri dari pencatatan saham, obligasi baru dan pencatatan efek lainnya yang meliputi ETF

Saham BHAT dan HOPE Masuk Radar Pemantauan BEI

JAKARTA-PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan bahwa saat ini pihaknya

Aerotravel Berupaya Kuasai Pasar Tangerang

TANGERANG-Berkembangnya industri jasa di sekitar Jabodetabek, termasuk perhotelan mendorong pesatnya