JK: Penggunaan Komponen Lokal Harus Ditingkatkan Agar Mandiri

Thursday 21 Jan 2016, 1 : 32 am
by
Wapres Jusuf Kalla didampingi Menperin, Saleh Husin, Dirut PT Pindad Silmy Karim, dan Menhan, Ryamizard Ryacudu di PT Pindad

BANDUNG-Pemerintah Indonesia berambisi memacu industri pertahanan dan persenjataan nasional. Penguatan dilakukan dengan mendongkrak pembelian produk pertahanan dari industri dalam negeri. Langkah itu sebagai wujud keberpihakan Pemerintah terhadap industri domestik yang sekaligus memaksimalkan kapasitas produksi, membuka lapangan kerja dan menghemat devisa.

Penegasan ini disampaikan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla saat melakukan kunjungan ke PT Pindad (Persero) di Bandung, Rabu (20/1).

Menurut JK, kemandirian industri pertahanan sangat penting. Karena itu, penggunaan komponen lokal harus ditingkatkan agar lebih mandiri. “Kendaraan militer produksi Pindad, sebagian besar komponen sudah dari domestik dan mesinnya masih impor. Kita akan tingkatkan terus,” katanya.

Soal kemampuan, imbuhnya, Pindad mumpuni dalam merancang dan membuat kendaraan tempur, persenjataan, dan amunisi.

Secara khusus Wapres meminta lembaga negara lebih banyak membeli produk dari Pindad, termasuk pembelian panser Badak yang telah mengantongi sertifikasi pada akhir 2015 lalu. “Saya minta TNI, Polri, Kementrian Pertahanan, dan lembaga negara lainnya di Indonesia memberikan order yang lebih tinggi kepada Pindad di tahun 2016 dan ke depannya,” kata Jusuf Kalla.

Sementara itu, Menteri Perindustrian Saleh Husin mengungkapkan, berkembangnya industri pertahanan bakal memacu industri terkait lainnya seperti komponen dan baja. “Inilah nilai strategisnya industri ini. Kita lebih mandiri, menghemat devisa, menguasai teknologi, memperluas mitra global dan meningkatkan komponen lokal,” ujarnya.

Begitu pula dengan industri baja baik hulu hingga hilir termasuk stainless steel yang akan terserap dalam proses produksi. Menteri Saleh menyakinkan, industri pertahanan yang memiliki visi jangka panjang menjadi salah satu fokus Pemerintah.

Ditempat yang sama, Direktur Utama Pindad, Silmy Karim mengaku membidik penjualan ekspor. “Potensinya mencapai USD 300 juta dalam dua tahun ke depan. Pasar yang bagus adalah Timur Tengah dan kami siap membuat prototype-nya,” katanya.

Tahun ini, pihaknya menargetkan penjualan sebesar Rp3 triliun. Pindad juga bertekad meluncurkan satu produk per satu triwulan, termasuk di antaranya tank boat dengan (panser) Canon 105mm dan senapan serbu terbaru SSX 7.62 mm.

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Kemenakertran Harus Selesaikan Konflik Pertamina dan AMT

JAKARTA-PT Pertamina didesak untuk mempekerjakan kembali sopir yang di PHK

Setya Harus Berani Bongkar Praktek Bisnis Dibalik Kekuatan Politik

JAKARTA-Pengamat politik Universitas Indonesia (UI) Budyatna mengapresiasi langkah mundur Ketua