Jokowi: Nyalakan Obor Optimisme Hadapi Tantangan Kebangsaan

Friday 7 Aug 2015, 9 : 43 pm
by
Presiden Jokowi memukul Gong di Kongres GMNI

JAKARTA-Presiden Joko Widodo mengemukakan, jalan untuk menunjukkan cita-cita sebagai bangsa yang berdaulat, berdikari, dan berkepribadian bukanlah jalan yang mudah. Untuk itu, bangsa Indonesia harus terus menyalakan obor persatuan Indonesia sehingga semakin kuat menghadapai tantangan-tantangan kebangsaan.
Menurut Presiden, jalan perubahan yang berliku dan mendaki serta banyak tantangan-tantangan baru akan bisa dihadapi jika segenap komponen anak bangsa bersatu. “Kita harus melindungi teritorial kedaulatan kita yang membentang dari Sabang sampai Merauke, dari Pulau Weh sampai Pulau Rote. Kita harus menjaga laut kita dari tindakan pencurian ikan,” kata Presiden Jokowi saat memberikan sambutan pembukaan pada Kongres III Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI), di Gedung JIExpo, Kemayoran, Jumat (7/8)..
Presiden menyampaikan, sesuai informasi dari Menteri Kelautan dan Perikanan, sehari ada 7000 kapal ilegal yang mencuri ikan di perairan kita. Setahun, kita kehilangan Rp 300 triliun hanya gara-gara ikan. “Belum yang berkaitan dengan pertambangan ilegal, pencurian kayu, illegal logging, betul-betuk sebuah angka yang sangat besar. Hanya masalah ikan saja Rp 300 triliun kita hilang, bayangkan kalau kita bagi kepada rakyat kita,” tutur Jokowi.
Karena itu, Kepala Negara menegaskan, Indonesia harus menjaga seluruh kekayaan alam yang ada di bumi pertiwi dari tindakan pertambangan ilegal, dari tindakan illegal logging. Rakyat Indonesia harus melindungi dan memberi rasa aman pada segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia, dari tindakan perdagangan manusia dan kejahatan kemanusiaan lainnya. “Kita harus menghadapi tantangan sebagai masyarakat majemuk sehingga perbedaaan sering kali dijadikan alasan untuk menunculkan konflik horisontal ataupun tindakan kekerasan dengan mengatasnamakan agama, mengatasnamakan ras, mengatasnamakan golongan,” tambah Kepala Negara.
Presiden menambahkan, bangssa ini sedang menghadapi bahaya narkoba yang mengancam generasi bangsa. Jumlah pengguna narkoba di Indonesia juga meningkat dari waktu ke waktu, dan jumlah kematian akibat penyalahgunaan narkoba juga sudah sangat mengkhawatirkan. Selain itu, bangsa ini juga menghadapi tantangan kemiskinan, tantangan keterbelakangan, tantangan ketimpangan. “Belum semua saudara-saudara kita bisa memiliki listrik, masih banyak saudara-saudara kita di kawasan perbatasan, di pulau-pulau terluar belum mendapatkan layanan pendidikan dan kesehatan yang memadai,” ungkap Jokowi.
Namun Presiden meyakini, semua tantangan -tantangan kebangsaan itu bisa dihadapi jika bersatu. “Kita harus terus menyalakan obor persatuan Indonesia, kita harus semakita kuat menghadapai tantangan-tantangan kebangsaan kalau kita semuanya bersatu,” kata Jokowi.
Presiden menambahkan, bangsa ini harus berani tegas dalam menghadapi ancaman terhadap kepentingan nasional. Salah satu langkahnya, Indonesia harus bersikap tegas tanpa kompromi dalam menghadapi para mafia yang merugikan kepentingan nasional, mulai dari mafia migas, mafia impor pangan, mafia illegal fishing, illegal mining, semuanya.
“Kita harus nyalakan obor optimisme sebagai bekal untuk menghadapi tangangan-tantangan kebangsaan yang semakin berat dan semakin berliku,” pesan Presiden Jokowi.
Kongres yang dihadiri oleh 1000 anggota PA GMNI dari tingkat provinsi, kota, dan kabupaten di Indonesia tersebut, memiliki tema ‘Jalan Trisakti Menuju Tatanan Masyarakat Pancasila’.
Turut hadir dalam Pembukaan Kongres III Persatuan Alumni GMNI tersebut adalah Presiden RI ke-V Megawati, Menko Bidang Polhukam Tedjo Edy Purdijatno, Menko Bidang PMK Puan Maharani, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadi Muljono, Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri, dan Menteri Perindustrian M. Saleh Husin.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Sebelum Diberlakukan, Pemerintah Diminta Masifkan Uji Coba Konversi ke Kompor Listrik

JAKARTA, – Pengamat Kebijakan Publik Trubus Rahadiansyah meminta pemerintah untuk

Tumbuh Melambat, Posisi ULN USD410,8 Miliar

JAKARTA-Bank Indonesia (BI) mencatat Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada