Kang Maman: Ulama Berperan Besar Meluruskan Hakikat Jihad

Monday 14 Sep 2015, 8 : 37 pm
by
KH Maman Imanulhaq bersama sang guru bangsa, KH Abdurrahman Wahid

JAKARTA-Ulama memiliki peran yang sangat besar dalam mengarahkan umat ke jalan yang benar yaitu jalan Islam yang rahmatan lil alamin. Melalui ulama, masyarakat akan diberi pemahaman tentang hakikat jihad serta pentingnya menempatkan Islam sebagai spirit untuk transformasi dan perdamaian. “Dan bukan sebagi alat untuk menebar kebencian maupun permusuhan,” ujar anggota Komisi VIII DPR, Maman Imanulhaq di Jakarta, Senin (14/9).

Menurutnya, aksis teror di dunia terus terjadi hingga saat ini. Hal ini melahirkan kesadaran baru, bahwa melawan terorisme ternyata tidak semata menggunakan kekuatan militer, tetapi sebaiknya juga menggunakan soft power atau the war of idea. Untuk itu tegasnya, peran ulama sangat dibutuhkan.

Selama ini jelasnya, perang melawan terorisme, di satu sisi memunculkan harapan akan terwujudnya kehidupan yang damai tanpa kekerasan yang menciptakan ketakutan, kesengsaraan, dan kehancuran, tetapi, di sisi lain juga bisa memunculkan potensi kecurigaan antara komunitas yang berbeda. Bahkan, tidak mustahil bisa menjadi embrio bagi terjadinya benturan antar peradaban (the clash of civilization).

Karena itu, ujar politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini, ulama harus menjadi fasiltator dan mediator bagi aksi-aksi perdamaian dan toleransi di tengah berbagai konflik dan kekerasan atas nama agama. “Ulama atau kiai memiliki pengaruh besar dalam sistem kemasyarakatan kita, terutama lingkungan kiai tersebut tinggal. Apa yang dikatakan dan diajarkan kiai, selalu menjadi pegangan dalam masyarakat,” ujar Kang Maman.

Aksi terorisme jelasnya berawal dari sebuah pemahaman yang “salah” tentang “Jihad”. Jihad yang seharusnya diartikan sebagai “pentingnya kesungguhan dan kesabaran” lalu berubah menjadi paham ideologis yang melahirkan sikap puritan.

Kiai Maman yang juga Pengasuh Ponpes Al-Mizan Sumedang menjelaskan setidaknya ada 4 ciri sikap puritan ini. Pertama, tidak toleran terhadap perbedaan, Kedua, cenderung berpikir literalis dan mengabaikan aspek lokal dan sejarah, Ketiga, memilih jalan kekerasan dan kebencian, daripada dialog dan persaudaraan dan Keempat bersikap picik dan eksklusif dan melakukan sesuatu tanpa tujuan dan misi yang jelas. “Puritanisme secara perlahan tapi pasti akan menumbuhkan radikalisme yang pada akhirnya memunculkan terorisme,” jelasnya.

Karena itu, ujar Kiai Maman, ulama harus mendorong negara untuk hadir dalam pencegahan teror dan kekerasan dengan memberikan pemahaman agama yang benar. Salah satu caranya, merangkul keberadaan para khatib. Lewat khatib ini, masyarakat akan diberi pemahaman tentang bahaya terorisme ini. “Perlu ada kampanye pencegahan paham kekerasan dan terorisme melalui melalui materi khotbah. Caranya ya seperti yang dilakukan BNPT dengan mendatangi dan memberi pemahaman yang benar kepada para kiai, baik itu kiai dari pondok pesantren besar maupun kiai langgar,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

APBN Keberatan Biayai Hakim Yang Jadi Pejabat Negara

JAKARTA-Komisi III DPR meragukan APBN dapat membiayai para hakim yang

Global Finance Nobatkan DBS Sebagai Best Cash Management Bank

JAKARTA-PT Bank DBS Indonesia telah dinobatkan sebagai Best Cash Management