Kejahatan Siber Melonjak, BSSN Minta Perusahaan Tingkatkan Keamanan IT

Thursday 18 Mar 2021, 11 : 50 pm
by
Kepala BSSN, Hinsa Siburian

JAKARTA-Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Hinsa Siburian menyebutkan, pandemi Covid-19 memicu terjadinya lompatan baru transformasi digital yang dibarengi dengan peningkatan ancaman kejahatan siber, maka kunci kesuksesan bisnis di era new normal ada pada keamanan sistem teknologi informasi (IT) di perusahaan.

“Ancaman dan risiko serangan siber meningkat, seiring dengan semakin banyaknya pengguna internet dan aktivitas digital masyarakat. Pada beberapa kasus yang terjadi pada masa pandemi ini, threat actor juga terus meningkatkan serangan,” kata Hinsa dalam ItWorks Webinar “Keamanan IT: Kunci Strategis Kesuksesan Bisnis dan Layanan Publik di Era Kenormalan Baru”, Jakarta, Kamis (18/3).

Dia menyebutkan, adopsi teknologi digital dan penggunaan internet di masa pandemi Covid-19 menunjukkan peningkatan signifikan di dunia usaha dan industri, bahkan lembaga pemerintahan.

Hinsa menilai, wabah Covid-19 telah memaksa masyarakat dalam beraktivitas menggunakan jaringan internet, sehingga ruang siber semakin padat.

Data Pusat Operasi Keamanan Siber Nasional (Pusopskamsinas) BSSN menunjukkan bahwa terjadi peningkatan serangan siber di masa pandemi.

Berdasarkan monitoring Pusopskamsinas BSSN, terjadi anomali trafik serangan terhadap Indonesia di sepanjang 2020 sebanyak 495.337.202 serangan siber atau meningkat dua kali lipat dibanding tahun sebelumnya.

Dia menyatakan, peningkatan aktivitas digital di masa pandemi berbanding lurus dengan peningkatan serangan siber.

“Pada beberapa kasus di masa pandemi ini, threat actor juga terus meningkatkan serangan, termasuk memanfaatkan isu Covid-19. Indonesia pun terdampak oleh kasus keamanan siber global. Serangan siber bisa terjadi kapan saja dan kepada siapa saja,” ujar Hinsa.

Dengan demikian, jelas dia, peningkatan ancaman serangan siber harus diimbangi oleh perusahaan melalui upaya peningkatan keamanan sistem IT.

“Presiden Joko Widodo dalam suatu kesempatan mengatakan pentingnya perlindungan data dan keamanan  siber di era digital. Data adalah jenis kekayaan baru bangsa kita, kini data lebih berharga dari minyak,” katanya.

Berdasarkan survey Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) 2019, hingga Kuartal II-2020 jumlah pengguna internet di Indonesia mengalami tren menanjak hingga mencapai 196,7 juta jiwa atau setara dengan 73,7 persen dari populasi penduduk.

Angka tersebut menunjukkan bahwa ruang siber tidak lagi hanya milik kelompok masyarakat kelas menengah ke atas.

Kondisi tersebut, lanjut Hinsa, bisa dimanfaatkan oleh para penjahat siber (cyber threat actor) untuk meningkatkan serangan dengan menggunakan berbagai modus, mulai dari phishing, cyber espionage hingga ransomware.

Bahkan, saat ini Indonesia sedang diuji oleh munculnya kasus kebocoran jutaan data pengguna situs belanja online.

Pada kesempatan yang sama CEO ItWorks, M Lutfi Handayani mengatakan, saat ini keamanan siber menjadi isu prioritas di dunia sejak teknologi informasi dan komunikasi dimanfaatkan dalam berbagai aspek kehidupan, baik dalam aspek sosial, ekonomi, hukum, organisasi, kesehatan, pendidikan, budaya, pemerintahan, keamanan hingga pertahanan.

“Pandemi Covid-19 yang melanda seluruh negara di dunia semakin mempercepat dan meningkatkan digitalisasi di segala aspek kehidupan. Namun, seiring meningkatnya pemanfaatan teknologi infomasi dan perangkat digital yang terhubung dengan internet, maka tingkat risiko dan ancaman penyalahgunaannya juga semakin canggih dan semakin kompleks,” paparnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Kapolda Banten Tinjau Protokol Kesehatan di 120 Titik Area Publik

BANTEN-Sejak Covid-19 menjadi pandemi di Indonesia pada umumnya dan Banten

Danamon Umumkan 5 Peraih DSEA 2013

JAKARTA-Dewan Juri Danamon Social Entrepreneur Awards telah mengumumkan 5 peraih