Kemendag Pertahankan Tren Surplus Neraca Perdagangan

Monday 18 May 2015, 4 : 03 pm
by

JAKARTA-Kinerja perdagangan Indonesia makin menggembirakan. Data Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyebutkan total ekspor di bulan April 2015 mencapai USD 13,1 miliar. Sementara total impor mencapai USD 12,6 miliar. Dengan catatan tersebut, neraca perdagangan bulan April 2015 surplus USD 454,4 juta yang terdiri atas surplus nonmigas sebesar USD 1,3 miliar dan defisit migas yang tercatat USD 877,9 juta. “Secara kumulatif, neraca perdagangan tahun ini hingga bulan April 2015 tercatat surplus USD 2,8 miliar, yang terdiri atas surplus nonmigas sebesar USD 4,0 miliar dan defisit perdagangan migas sebesar USD 1,3 miliar. Indonesia berhasil mempertahankan trend surplus neraca perdagangan hingga bulan April 2015,” kata Menteri Perdagangan Rachmat Gobel di Jakarta, Senin (18/5).

Menurutnya, perkembangan surplus ini ditopang oleh peningkatan surplus perdagangan nonmigas dan defisit migas yang semakin besar. Defisit migas dipicu oleh semakin meningkatnya defisit perdagangan hasil minyak menjadi USD 1,1 miliar di bulan April 2015 atau naik 6,9% dibanding Maret 2015.

Beberapa negara mitra dagang Indonesia yang menjadi penyumbang surplus neraca perdagangan nonmigas pada April 2015 adalah India, Amerika Serikat (AS), Filipina, Belanda, dan Pakistan. Lima negara ini secara total menyumbang surplus perdagangan nonmigas sebesar USD 2,3 miliar. “Sementara itu, negara mitra dagang yang menjadi penyumbang defisit perdagangan nonmigas antara lain Korsel, Thailand, Australia, Jepang, dan RRT dengan jumlah mencapai USD 2,2 miliar,”imbuhnya.

Dia menjelaskan sinyal perbaikan kinerja ekspor nonmigas sepanjang Januari-April 2015 ke beberapa negara mitra dagang seperti India, Malaysia, Taiwan, Vietnam, Arab Saudi, Pakistan, dan Swiss menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Ekspor ke India naik 13,4%; Malaysia ke 5,4%; ke Taiwan naik 8,9%; Vietnam naik 11,6%; ke Arab Saudi naik 17,7%; Pakistan naik 6,0%; dan ke Swiss naik lebih dari 2.000%.

Di bulan April, ujarnya sektor pertanian masih menjadi primadona ekspor nonmigas yang meningkat 4,7% (YoY). Sedangkan ekspor sektor industri naik 2,4% (YoY). Di sisi lain, ekspor sektor pertambangan menunjukkan perbaikan walaupun masih mengalami pertumbuhan negatif sebesar 14,0% (YoY). Sementara itu, produk manufaktur juga mengalami peningkatan. Beberapa produk ekspor nonmigas yang meningkat pada Januari-April 2015 adalah bijih, kerak, dan abu logam naik 122,0%, perhiasan/permata (45,8%), tembaga (35,1%), dan alas kaki (16,7%)

Posisi Indonesia dibanding negara ASEAN lain di salah satu negara tujuan yaitu Brasil berada di peringkat ke-27 dengan pangsa 0,8%. Sementara peringkat negara ASEAN lainnya bervariasi antara peringkat 22 hingga 169 sebagai pemasok kebutuhan Brasil. Vietnam berada di peringkat 22, Thailand (23), Malaysia (25), Singapura (43), Pilipina (60), Kamboja (78), Myanmar (119), dan Brunei Darussalam (129).

Sementara itu,total impor selama bulan April 2015 mengalami peningkatan 0,2% dibanding bulan sebelumnya. Namun, kinerja impor secara kumulatif selama Januari hingga April 2015 masih mengalami penurunan sebesar 17,0% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan impor selama Januari-April 2015 dipicu oleh anjloknya permintaan impor migas sebesar 42,6%, yang terdiri atas penurunan impor hasil minyak sebesar 45,3%; minyak mentah sebesar 38,1%; dan gas sebesar 38,5%.

Sementara itu, impor Januari-April 2015 masih tetap didominasi bahan baku/penolong yang nilainya mengalami penurunan sebesar 17,8% (YoY). Barang-barang yang tergolong bahan baku/penolong yang impornya turun signifikan antara lain; bahan kimia organik, plastik dan barang dari plastik, serta besi dan baja. Di sisi lain, impor barang modal juga mengalami penurunan selama Januari-Maret 2015 sebesar 13,9% (YoY). Adapun barang modal yang mengalami penurunan impornya secara signifikan, antara lain mesin/peralatan listrik, mesin/pesawat mekanik, dan kendaraan bermotor. Impor barang konsumsi, yang hanya sebesar 7,0% dari total impor, mengalami penurunan sebesar 15,7% (YoY). Impor barang konsumsi turun signifikan, antara lain daging hewan, mainan, dan pakaian jadi bukan rajutan.

Menurut negara asal impor, negara mitra dagang yang mengalami peningkatan impor tertinggi adalah dari Australia dengan peningkatan 30,1%, diikuti Taiwan dan AS dengan peningkatan berturut-turut 15,0% dan 12,3%. Barang dari Australia yang impornya naik tajam, antara lain binatang hidup dan bahan kimia anorganik. Barang dari Taiwan yang impornya naik yakni mesin/pesawat mekanik, filamen buatan, dan kain rajutan. Sementara, barang impor dari AS yang meningkat adalah mesin/peralatan listrik, ampas/sisa industri makanan, dan bahan kimia anorganik.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Pengelolaan Keuangan Untuk Youtuber

Oleh: Dimas Ardhinugraha Sudah banyak anak muda yang terinspirasi menjadi

Penempatan Dana PEN di BPD Capai Rp16,45 Triliun

JAKARTA-Pemerintah telah melakukan penempatan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2021