Ketahanan Industri Perbankan Tetap Kuat

Wednesday 19 Aug 2015, 2 : 00 am
by

JAKARTA-Stabilitas sistem keuangan tetap solid ditopang oleh ketahanan sistem perbankan dan relatif terjaganya kinerja pasar keuangan. “Ketahanan industri perbankan tetap kuat dengan risiko-risiko kredit, likuiditas dan pasar yang cukup terjaga,” ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), Tirta Segara di Jakarta, Selasa (18/8).
Pada Juni 2015, jelasnya, rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) masih kuat, jauh di atas ketentuan minimum 8%, yaitu sebesar 20,1%.
Sementara itu, rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) tetap rendah dan berada di kisaran 2,6% (gross) atau 1,4% (net). Dari sisi fungsi intermediasi, pertumbuhan kredit tercatat 10,4% (yoy), relatif tidak berubah dari bulan sebelumnya. Sementara itu, pertumbuhan DPK pada Juni 2015 tercatat sebesar 12,7% (yoy). “Ke depan, sejalan dengan meningkatnya aktivitas ekonomi dan pelonggaran kebijakan makroprudensial oleh BI pertumbuhan kredit diperkirakan akan meningkat,” ujarnya.
Lebih lanjut dia menjelaskan, kinerja transaksi berjalan semakin membaik, tercermin dari menurunnya defisit transaksi berjalan. Defisit transaksi berjalan tercatat sebesar 4,5 miliar dolar AS (2,1% PDB) pada triwulan II 2015, lebih rendah dibandingkan dengan defisit pada triwulan yang sama tahun sebelumnya sebesar 9,6 miliar dolar AS (4,3% PDB).
Menurutnya, peningkatan kinerja transaksi berjalan terutama ditopang oleh perbaikan neraca perdagangan nonmigas akibat impor nonmigas yang turun tajam seiring dengan melambatnya permintaan domestik. Sementara itu, meskipun ekspornonmigas mengalami penurunan (-5,3%, yoy), kinerja ekspor nonmigas secara riil mengalami perbaikan, tercermin dari meningkatnya volume ekspor sebesar 7,7% (yoy).
Sedangkan, neraca perdagangan Indonesia pada Juli 2015 menunjukkan perkembangan yang positif dengan mencatat surplus sebesar 1,33 miliar dolar AS. Di sisi lain, transaksi modal dan finansial masih mencatat surplus pada triwulan II 2015, di tengah kondisi pasar keuangan global yang masih diliputi ketidakpastian.
Namun demikian katanya, surplus tersebut lebih rendah dibandingkan dengan surplus pada periode yang sama tahun sebelumnya, terutama karena surplus investasi portofolio yang menurun dan investasi lainnya yang mengalami defisit. “Dengan perkembangan tersebut, cadangan devisa pada akhir Juli 2015 tercatat sebesar 107,6 miliar dolar AS atau setara dengan 7,0 bulan impor atau 6,8 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Anak Usaha Telkomsel Gandeng Aviana Untuk Eksplorasi Pasar Online to Offline

JAKARTA-Anak usaha PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), yakni PT Telkomsel Ekosistem

Gratifikasi Seks dan Korupsi, Sama

JAKARTA – Masalah gratifikasi seks dalam aturan hukum di Indonesia sudah