Ketimpangan Ekonomi Picu Konflik Sosial

Tuesday 8 Dec 2015, 5 : 40 pm
by
Ketimpangan ekonomi kian melebar/dok

JAKARTA-Kesejangan ekonomi antara kaya dan miskin di Indonesia semakin melabar. Hasil kajian Tim Proverty Global Practice Bank Dunia mengungkapkan ketimpangan itu terjadi akibat terpusatnya kekayaan pada segelintir orang saja.

Leader Economist GPVDR, Vivi Alatas mengaku pertumbuhan ekonomi berkelanjutan selama 15 tahun di Indonesia telah membantu mengurangi kemiskinan dan menciptakan kelas menengah yang berkembang. Namun ketimpangan ekonomi masih melebar. Ini terjadi karena kue ekonomi belum dinikmati secara merata oleh warga Indonesia. “Pertumbuhan ekonomi selama satu dasawarsa terakhir hanya menguntungkan 20 persen warga terkaya , sementara 80 persen populasi sisanya sekira 205 juta orang miskin tertinggal di belakang. Fakta ini menunjukkan meningkatnya kesenjangan standar hidup dan semakin terpusatnya kekayaan di tangan segelintir orang,” jelas Vivi, dalam acara Akhiri Ketimpangan untuk Indonesia (AKU Indonesia) di Djakarta Theatre, Jakarta, Selasa (8/12).

Jika dibandingkan dari sebagian negara tetangga di Asia Timur, tingkat ketimpangan Indonesia relatif lebih tinggi dan naik lebih cepat. Oleh karena itu, perlu dilakukan tindakan konkret untuk mengatasi ketimpangan yang menimbulkan ketidakadilan.

Saat ini jelasnya, kebanyakan warga Indonesia berharap pemerintah harus mengambil tindakan. Sebab perlambatan pertumbuhan ekonomi yang berujung pada peningkatan jumlah orang miskin memberikan impilikasi ataupun risiko konflik yang sangat besar. “Ketimpangan yang tidak ditanggapi dan dibiarkan berkembang dapat menimbulkan akibat serius, baik social, politik dan ekonomi,” tandasnya.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Lampaui Target, Rekening Simpel Tembus 117.911 Rekening

JAKARTA-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat jumlah rekening program Simpanan Pelajar

Pengusaha Minta Presiden Baru Selesaikan TDL

JAKARTA-Kalangan pengusaha berharap agar presiden terpilih bisa menyelesaikan persoalan listrik