Julius Ibrani menegaskan bahwa Pemilu 2024 hanya menjadi agenda yang sia-sia atau rekayasa dari sesuatu yang sudah diketahui, mengalami kekuasaan despotik, memperkuat nepotisme Jokowi merusak citra anaknya sendiri (Gibran) sekaligus merusak demokrasi.
“Dengan demikian, Dinasti Politik dan Nepotisme Jokowi, dampaknya akan mencederai demokrasi dalam pemilu 2024 karena Dinasti Politik dan Nepotisme bertentangan dengan hukum positif,” pungkasnya.