Kinerja Perdagangan RI-Taiwan Surplus USD 2,45 Miliar

Monday 17 Nov 2014, 6 : 01 pm
by

TAIWAN-Neraca perdagangan Indonesia periode Januari-Agustus 2014 meroket melampaui surplus tahun 2013, yakni mencapai USD 2,45 miliar. Sementara, surplus tahun 2013 mencapai USD 2 miliar. Ekspor ke Taiwan pada Agustus 2014 juga melambung dan mencetak angka tertinggi selama periode Januari-Agustus 2014, yakni hingga USD 751,10 juta.

Kepala Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) untuk Taiwan Arief Fadillah menegaskan bahwa surplus itu didukung peningkatan total perdagangan Indonesia–Taiwan pada Agustus 2014 yang mencapai USD 1,10 miliar yang dipicu oleh meningkatnya transaksi perdagangan migas sebesar 63,24% (MoM). “Adanya sejumlah kegiatan promosi melalui ekshibisi yang diselenggarakan oleh KDEI-Taipei dan aktivitas temu usaha diharapkan akan makin mendorong peningkatan aktivitas perdagangan kedua pihak,” tegas Arief dalam keterangan tertulisnya Senin (17/11).

Menurut Aries, KDEI-Taipei akan terus melakukan sejumlah promosi dan pendekatan bisnis terhadap dunia usaha di Taiwan guna menjaga momentum pertumbuhan neraca perdagangan Indonesia.

Meningkatnya ekspor Indonesia Agustus 2014 utamanya didorong oleh peningkatan ekspor migas yang lebih besar (59,08%) dibanding ekspor nonmigas yang justru turun 16,54% (MoM). Secara kumulatif, ekspor Indonesia ke Taiwan periode Januari-Agustus 2014 mencapai USD 5,05 miliar. “Sedangkan nilai impor Indonesia dari Taiwan pada Agustus 2014 mencapai USD 350,72 juta atau naik 74,89% dibanding bulan Juli 2014, dengan impor komoditas migas memperkuat peningkatan dengan naik sebesar 126,79%,” imbuhnya.

Sementara itu, jenis produk ekspor utama Indonesia ke Taiwan pada Agustus 2014 adalah gas alam dan batu bara, dengan nilai ekspor masing-masing sebesar USD 223,25 juta dan USD 196,38 juta. Hampir seluruh komoditas nonmigas mengalami penurunan ekspor, dengan penurunan terbesar pada komoditas amonia, tembaga, dan besi turun masing-masing 72,02%; 61,96%; dan 43,62% dibanding bulan Juli 2014 (MoM). Sebaliknya, kapasitor (elektrikal) dan kertas naik masing-masing 56,29% dan 69,88%. Sementara besi (hot-rolled), produk tekstil, dan komponen mesin menjadi tiga nilai impor nonmigas terbesar Agustus 2014 dengan nilai USD 19,42 juta; USD 8,98 juta; dan USD 8,55 juta. Komoditas yang mengalami kenaikan nilai impor (MoM), antara lain besi (cold-rolled), tekstil (kain sintetis), dan komponen mesin dengan masing-masing naik 99,82%; 39,07%; dan 53,13%. Komoditas yang mengalami penurunan nilai impor, antara lain produk ikan (20,24%) dan produk tekstil (0,86%).

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Puncak Musra Akan  Umumkan Ganjar, Prabowo dan Mahfud

JAKARTA-Musyawarah Rakyat (Musra) Indonesia memasuki babak puncak. Diawali di Bandung

Penyesuaian Tarif Pungutan Ekspor, Dukung Industri Kelapa Sawit Berkelanjutan

JAKARTA-Pemerintah telah menyesuaikan tarif pungutan ekspor produk kelapa sawit dengan