Kredit BTPN Tumbuh 15%, CAR Mencapai 23,4%

Monday 21 Jul 2014, 1 : 27 am
by

JAKARTA-Dinamika ekonomi makro Indonesia sepanjang semester I-2014 masih menghadapi berbagai tantangan. Pertumbuhan ekonomi melambat, defisit neraca perdagangan berlanjut, likuiditas masih ketat, walaupun laju inflasi mulai melambat. Situasi ini diperkirakan akan masih berlanjut hingga akhir 2014.Langkah yang diambil BTPN antara lain adalah meningkatkan cadangan likuiditas, menjaga kualitas kredit dengan baik, mengelola biaya bunga dan biaya operasional secara cermat.“Tahun 2014 menjadi periode penuh tantangan bagi industri perbankan. Menjalankan fungsi intermediasi bank dalam kondisi pertumbuhan ekonomi yang melambat merupakan tantangan tidak mudah. Dalam menyikapinya, BTPN berfokus melakukan hal-hal fundamental secara konservatif dan prudent, prinsip dasar yang biasanya dijadikan pegangan oleh sebuah bank dalam menghadapi situasi seperti ini,” kata Direktur Utama BTPN, Jerry Ng dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Minggu (20/7).

Menurutnya, dengan strategi tersebut kinerja BTPN dapat terjaga sehat. Hal ini tercermin dari penyaluran kredit BTPN di semester I-2014 yang tumbuh moderat dan sehat, dengan tingkat rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) terjaga rendah. Per 30 Juni 2014, BTPN membukukan pertumbuhan kredit tahunan sebesar 15% (year-on-year/yoy) dari Rp43,6 triliun pada 30 Juni 2013 menjadi Rp50 triliun dengan rasio NPL gros 0,9%. Apabila dibandingkan triwulan I-2014, penyaluran kredit pada triwulan II-2014 tumbuh 6,3% dari Rp47 triliun.

Seiring dengan langkah perusahaan untuk lebih berhati-hati dalam menyalurkan kredit, BTPN menyeimbangkan porsi pendanaan dengan memperhatikan kecukupan likuiditas. Per 30 Juni 2014, Dana Pihak Ketiga (DPK) BTPN tercatat Rp 52,7 triliun, tumbuh 10% dari periode yang sama tahun lalu Rp 47,7 triliun. Pertumbuhan DPK sebesar 10% (yoy) ini juga lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan DPK triwulan I-2014 yang meningkat 6% (yoy). “Loan to deposit ratio (LDR) terjaga di level 95%. Apabila memperhitungkan pendanaan dari obligasi, rasio likuiditas kami mencapai 85%, ini merupakan tingkat yang kuat dan sehat,” kata Jerry.

Pertumbuhan yang cukup moderat pada sisi kredit dan DPK, mendorong peningkatan aset BTPN sebesar 12% (yoy) dari Rp 63,9 triliun menjadi Rp 71,4 triliun pada 30 Juni 2014, dengan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) sebesar 23,4%. Sementara itu, laba bersih setelah pajak (NPAT) pada triwulan II meningkat 1,9% dari Rp493 miliar pada triwulan I-2014 menjadi Rp502 miliar. Apabila dibandingkan dengan semester I 2013, laba bersih BTPN pada semester I-2014 lebih rendah 10%, atau dari Rp1,1 triliun pada semester I-2013 menjadi Rp996 miliar pada semester I-2014.“Ke depan, kami memperkirakan kondisi makro ekonomi masih menantang. Namun demikian, komitmen kami untuk fokus menggarap pasar masyarakat berpenghasilan rendah tidaklah surut,” tegas Jerry.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Goodyear Perkenalkan Assurance Maxguard SUV

JAKARTA-Goodyear Indonesia secara resmi meluncurkan Assurance MaxGuard SUV, anggota baru

Ganjar Usulkan Nama Bansos Jadi Bantuan Kesra

JAKARTA – Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo mengusulkan