Lonjakan NII tersebut membuat rasio net interest margin (NIM) BBTN juga mengalami kenaikan dari 3,52 persen pada akhir September 2021 menjadi 4,51 persen di Kuartal III-2022.
Dari sisi dana pihak ketiga (DPK), Haru mengungkapkan, pada Kuartal III-2022 perolehan DPK Bank BTN mencapai Rp312,84 triliun atau meningkat 7,41 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp291,26 triliun.
Dari jumlah tersebut, perolehan dana murah (CASA) mencapai Rp143,59 triliun atau naik 18,7 persen (y-o-y).
“Kenaikan CASA yang cukup tinggi tersebut membuat kontribusi dana murah mengalami kenaikan menjadi 45,9 persen dari total DPK Bank BTN pada Kuartal III-2022,” ucapnya.
Haru menegaskan, kenaikan dana murah BBTN berhasil menekan biaya dana pada akhir September 2022 menjadi 2,36 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 3,28 persen.
Kinerja positif Bank BTN per 30 September 2022 tersebut mampu mendorong jumlah aset perseroan menjadi Rp389,29 triliun.
Sementara itu, Haru menambahkan, laba bersih Unit Usaha Syariah (UUS) Bank BTN (BTN Syariah) tercatat berumbuh 66 persen (y-o-y) menjadi Rp235,27 miliar.
Pada Kuartal III-2022, pembiayaan syariah bertumbuh 11 persen (y-o-y) menjadi Rp30,35 triliun.
Adapun total DPK BTN Syariah per 30 September 2022 mencapai Rp31,05 triliun atau bertumbuh 11,2 persen (y-o-y).
Maka hingga akhir Kuartal III-2022, total aset BTN Syariah berhasil meningkatkan 13,07 persen (y-o-y) menjadi Rp41,29 triliun.