Laba Bersih BNI Syariah Naik 50,7%

Thursday 22 Oct 2015, 8 : 57 pm
by

JAKARTA-BNI Syariah mampu menjaga tren positif pertumbuhan bisninys hingga kuartal III-2015. Data perusahaan menyebutkan, hingga September 2015, secara year on year (YoY), laba bersih BNI Syariah naik mencapai 50,70% dari sebesar Rp 103,93 Miliar di tahun September 2014 menjadi Rp156,62 Miliar di akhir kuartal ketiga 2015. Peningkatan laba ini didorong oleh laju pembiayaan yang juga bertumbuh sebesar 20,5 persen secara YoY. “Untuk kredit kita mencapai Rp16,97 triliun di mana pada periode sebelumnya kredit kita mencapai Rp 14,08 triliun. Sementara Dana Pihak Ketiga (DPK) kita bertumbuh 26,77 (YoY) persen dari semula Rp 14,93 triliun menjadi  menjadi Rp 18,93 triliun pada September lalu. Dengan komposisi CASA (dana murah) sebesar 43,78 persen,” ujar Direktur Utama PT BNI Syariah, Dino Indiano di Jakarta, Kamis (22/10).

Dari total pembiayaan yang sebesar Rp16,97 triliun itu, sebagian besar merupakan pembiayaan cabang reguler yang meliputi pembiayaan konsumtif 53,92 persen. Kemudian diikuti oleh pembiayaan produktif cabang di angka 22,41 persen, selanjutnya disusul oleh pembiayaan komersial 15,25 persen, pembiayaan mikro 6,12 persen, dan pembiayaan kartu Hasanah Card sebesar 2,30 persen. “Pembiayaan konsumtif lebih didominasi oleh pembiayaan Griya iB Hasanah yaitu  dengan komposisi 85,44 persen. KPR kita naik 27 persen (YoY) dibanding peridoe sebelumnya,” imbuh dia.

Dino menambahkan, dari sisi pembiayaan itu pertumbuhannya ternyata masih lebih tinggi dari pertumbuhan industri, yakni mencapai 23 persen. Sementara untuk pertumbuhan pembiayaan industri Cuma mencapai 4,6 persen hingga Juni 2015 lalu. “Melambatnya pertumbuhan pembiayaan industri perbankan syariah disebabkan oleh beberapa bank syariah besar yang tengah terfokus pada perbaikan kualitas pembiayaan dan recovery dibandingkan ekspansi bisnis. Hingga akhir tahun kinerja BNI Syariah akan lebih bagus dari industri,” ungkap dia.

Dengan kinerja yang positif itu, ternyata juga disokong oleh angka kredit macet alias non performing financing (NPF) gross yang hingga September lalu mencapai 2,54 persen lebih rendah dari industri  yang mencapai 4,76 persen. “Karena pertumbuhan pembiayaan kita tetap dilakukan dengan hati-hati agar kualitas pembiayaan dapat tetap terjaga dengan baik,” pungkas dia. (TMY)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

UNVR, ASII, BBCA, AALI, BSDE, TLKM, SMGR

Gerak IHSG Diprediksi Melemah, Cermati Saham Pilihan Analis

JAKARTA-Pada perdagangan di akhir pekan ini laju Indeks Harga Saham
garam

Kupang Berpotensi Hasilkan Garam Industri, Pemerintah Pacu Investasi

KUPANG-Pemerintah terus mendorong peningkatan produktivitas dan kualitas garam dalam negeri,