Laba Bersih DGNS Melambung 468% di Masa Pandemi Covid-19

Tuesday 23 Mar 2021, 10 : 54 pm
by
PT Diagnos Laboratorium Utama Tbk

JAKARTA-PT Diagnos Laboratorium Utama Tbk (DGNS) sepanjang 2020 berhasil mencatatkan pertumbuhan laba bersih mencapai 468 persen (year-on-year) menjadi Rp52 miliar yang ditopang oleh peningkatan pendapatan bersih pada tahun lalu sebesar 256,8 persen.

Menurut Sekretaris Perusahaan DGNS, Fanfan Riksani dalam keterangan pers yang disampaikan di Jakarta, Selasa (23/3), peningkatan signifikan pada laba bersih perseroan ditopang oleh pertumbuhan pendapatan bersih  di 2020 yang mencapai 256,8 persen (y-o-y) menjadi Rp183 miliar.

Dia mengungkapkan, pada kondisi pandemi Covid-19 perseroan meluncurkan produk Biomolecular untuk membantu pemerintah dalam mendorong percepatan pemeriksaan dan skrining penyakit korona berupa pemeriksaan Polymerase Chain Reactions (PCR).

“Peluncuran produk biomolecular sebagai jawaban perseroan terhadap merebaknya Covid-19 di Indonesia. Varian produk biomolecular tersebut bervariasi mulai dari pemeriksaan PCR dan TCM (Test Cepat Molecular), Rapid Antibody (Eclia/ICT), Rapid Antigen yang merupakan rangkain pemeriksaan untuk mendeteksi penyakit Covid-19,” paparnya.

Pada periode April-Deaember 2020, kata dia, DGNS berhasil melaksanakan sebanyak 148.577 pemeriksaan PCR. Selama 2020, perseroan berhasil membangun dua cabang baru, yaitu cabang Denpasar dan cabang Padang.

Masing-masing cabang menyumbang sebesar 6,6 persen dan 0,5 persen terhadap total pendapatan di 2020.

Seiring dengan pembangunan cabang, lanjut Fanfan,  DGNS juga membangun beberapa outlet yang di beberapa kota-kota strategis, seperti Diagnos RS Graha Bakti Medika, Diagnos RS Edelweiss, Diagnos Klinik SOS Renon Denpasar, Diagnos Klinik Primecare Panglima Polim dan Diagnos BIP Clinic Batam.

Fanfan mengatakan, pada Mei 2020 perseroan meluncurkan layanan homecare yang mampu menyumbang 5,7 persen terhadap total pendapatan pada Tahun Buku 2020.

Dia menyebutkan, DGNS juga telah melakukan perjanjian pemeriksaan rujukan pada sejumlah perusahaan layanan kesehatan, seperti Mayoclinic di Amerika Serikat, Prenetics di Hong Kong dan Rumah Sakit Pantai di Malaysia.

“Masing-masing rumah sakit kelas dunia tersebut berhasil melengkapi layanan-layanan kesehatan yang dimiliki perseroan untuk kebutuhan pelayanan pemeriksaan penyakit-penyakit kronis yang perawatannya tidak lumrah dilakukan di Indonesia,” tutur Fanfan.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Ekonom UI: Perlu Regulasi Hindari Diskresi Anggaran Bansos

JAKARTA – Ekonom Universitas Indonesia (UI)  Vid Adrison, mengatakan, diperlukan

OJK Rilis 20 Kebijakan Pengawasan Perbankan dan Keuangan

JAKARTA-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengeluarkan 20 kebijakan yang terdiri dari