Lampaui Rp565 Triliun, Tren Investasi Manufaktur Terus Naik

Thursday 15 Feb 2024, 3 : 50 pm
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita

JAKARTA-Indonesia masih menjadi negara tujuan utama bagi para investor skala global untuk perluasan usaha di sektor industri.

Adanya peningkatan realisasi investasi karena juga didukung oleh berbagai kebijakan strategis pemerintah yang probisnis melalui pemberian kemudahan izin dan fasilitas insentif.

“Selama periode tahun 2014-2023, realisasi investasi di sektor industri pengolahan nonmigas cenderung fluktuatif dengan tren peningkatan. Artinya, para investor masih melihat Indonesia sebagai lokasi yang sangat menarik dan menguntungkan untuk bisnisnya,” kata Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Rabu (14/2).

Menperin mengemukakan, apabila membandingkan kondisi tahun 2014 dengan 2023, terlihat lonjakan tajam pada nilai investasi sektor industri pengolahan nonmigas, yaitu dari Rp186,79 triliun (tahun 2014) naik menjadi Rp565,25 triliun (2023).

“Secara kumulatif, realisasi investasi di sektor industri pengolahan nonmigas selama 10 tahun (periode 2014-2023) sebesar Rp3.031,85 triliun,” ungkapnya.

Meskipun dalam kondisi pandemi Covid-19, para investor masih memiliki kepercayaan yang tinggi untuk merealisasikan investasinya di Indonesia.

Terbukti, pada tahun 2019 sampai 2023, nilai investasi di sektor industri manufaktur juga mengalami peningkatan yang signifikan.

“Investasi di sektor industri pada tahun 2019 sebesar Rp213,44 triliun, naik menjadi Rp259,28 triliun di tahun 2020, naik lagi sebesar Rp307,58 triliun di tahun 2022, dan melonjak hingga Rp457,60 pada triliun tahun 2022,” sebut Agus.

Dari sisi pertumbuhannya, selama periode 2014-2023, yang mengalami kenaikan secara meroket adalah dari tahun 2021 ke 2023 mencapai 48,77 persen.

Kemudian disusul pada tahun 2015-2016, yang tumbuh hingga 39,18 persen, dan tahun 2014-2015 melesat sebesar 24,22 persen.

Menperin optimistis, peningkatan investasi di sektor industri manufaktur memiliki kolerasi dengan kebijakan pemerintah dalam memacu hilirisasi sumber daya alam, khususnya sektor pertambangan.

“Artinya, pemerintah sangat konsisten sekali bahwa realisasi investasi tidak hanya didorong oleh sektor jasa, tetapi juga karena prospek membangun industri hilirnya sehingga dapat memperdalam struktur manufaktur kita agar bisa lebih berdaya saing,” tuturnya.

Menperin juga menekankan, pemerintah bertekad untuk terus mendorong hilirisasi industri yang akan berkontribusi signifikan terhadap pemasukan negara melalui pajak ekspor, royalti, pendapatan negara bukan pajak (PNBP), dan dividen.

“Seperti yang Bapak Presiden Jokowi sering kali sampaikan, hilirisasi industri menjadi prioritas nomor satu. Sebagai gambaran, saat masih diekspor dalam bentuk bahan mentah, kontribusi komoditas nikel nilainya sekitar Rp15 triliun dalam setahun. Setelah masuk ke industrialisasi, nilainya melompat tajam menjadi USD20,9 miliar atau setara Rp360 triliun,” paparnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Meningkat, Cadev April 2020 Sebesar USD127,9 Miliar

JAKARTA-Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa (Cadev) Indonesia pada

Jokowi Inkonsisten Soal Kabinet Ramping

JAKARTA-Ketua Fraksi Gerindra, Ahmad Muzani menegaskan langkah Presiden Jokowi dalam