JAKARTA – PT Bank Windu Kentjana Internasional mengklaim posisi likuiditas hingga saat ini sekitar 87%.
Dengan level itu artinya rasio likuiditas alias loan to deposit ratio (LDR) Bank Windu masih aman.
“Padahal, bank mempunyai beberapa sumber pendanaan lain di luar dana pihak ketiga,” kata Direktur Utama Bank Windu, Louianto Sudarmana.
Menurut Sudarmana, tingginya angka LDR bukan menggambarkan kondisi likuiditas dengan akurat.
Katanya, LDR hanya membandingkan antara besaran kredit yang disalurkan dengan dana pihak ketiga yang dihimpun.
Lebih lanjut Sudarmana, sumber likuiditas perbankan bisa berasal dari pinjaman perbankan di luar negeri, penerbitan obligasi dan sebagainya.
“Sehingga sumber likuiditas itu tidak tercantum dalam LDR. Namun, kita tidak mengandalkan pinjaman luar negeri sebagai sumber likuiditas,” tambahnya.
Pada semester pertama 2014, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, kelompok bank campuran menghadapi tren LDR yang makin meroket.
Per April 2014, tingkat LDR bank campuran mencapai 127,58% atau naik dibandingkan April 2013 sebesar 115,10%.
Meningkatnya LDR bank campuran karena tingkat pertumbuhan kredit yang lebih tinggi dibanding pertumbuhan DPK.
Total kredit bank bampuran naik dari Rp 163,89 triliun di April 2013 menjadi Rp 201,80 triliun di April 2014 atau tumbuh 23,13%.
Sementara total DPK bank campuran naik dari Rp 142,39 triliun di April 2013 menjadi Rp 158,18 triliun di April 2014 atau tumbuh 11,08%. (ek)
