Liabilitas Membengkak, Laba Bersih BBNI di 2020 Cuma Rp3,28 Triliun

Wednesday 3 Feb 2021, 9 : 00 pm
by
Ilustrasi

JAKARTA-Sepanjang 2020, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) hanya mencatatkan perolehan laba bersih senilai Rp3,28 triliun atau mengalami penurunan signifikan dibanding raihan di 2019 yang mencapai Rp15,38 triliun.

Berdasarkan laporan keuangan BBNI yang dipublikasi Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Rabu (3/2), penurunan laba bersih BBNI tersebut lebih dipengaruhi oleh peningkatan jumlah alokasi pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) di 2020 menjadi Rp22,59 triliun dari Rp8,84 triliun pada 2019.

Penurunan laba bersih juga setidaknya dipengaruhi oleh pelemahan pada pos pendapatan bunga dan pendapatan syariah di 2020 menjadi Rp56,17 triliun dari Rp58,53 triliun.

Namun, BBNI bisa menekan beban bunga dan beban syariah di sepanjang tahun lalu menjadi Rp19,02 triliun dari Rp21,93 triliun pada setahun sebelumnya.

Sehingga, jumlah bersih dari pendapatan bunga dan pendapatan syariah di 2020 menjadi Rp37,15 triliun.

Sementara itu, laba operasional perseroan pada tahun lalu tercatat Rp5,23 triliun atau anjlok dari posisi Rp19,49 triliun pada 2019.

Adapun laba per saham dasar BBNI di 2020 terpuruk menjadi Rp176 per lembar, padahal di 2019 tercatat mencapai Rp825 per saham.

Per 31 Desember 2020, total liabilitas BBNI melambung menjadi Rp746,24 triliun dari Rp688,49 triliun per 31 Desember 2019, sedangkan total ekuitas hingga akhir tahun lalu justru tercatat menurun menjadi Rp112,87 triliun dari posisi per akhir 2019 yang sebesar Rp125 triliun.

Adapun dana syirkah temporer yang dicatatkan BBNI per akhir Desember 2020 tercatat Rp32,23 triliun atau relatif stabil jika dibandingkan dengan posisi per akhir Desember 2021 yang senilai Rp32,11 triliun.

Dengan demikian, total aset BBNI per 31 Desember 2021 tercatat sebesar Rp891,34 triliun.

Sebelumnya, Direktur Utama BBNI, Royke Tumilaar mengatakan, pada 2020 perseroan mencatatkan laba bersih sebesar Rp3,3 triliun, dengan rasio kecukupan pencadangan (coverage ratio) berada pada level 182,4 persen atau lebih besar dibandingkan pada 2019 yang sebesar 133,5 persen.

Per akhir Desember 2020, BBNI mencatat penyaluran kredit di segmen korporasi meningkat 7,4 persen (y-o-y) menjadi Rp309,7 triliun.

Pertumbuhan kredit kepada segmen bisnis kecil sebesar 12,3 persen menjadi Rp 84,8 triliun.

Sedangkan kredit konsumer bertumbuh 4,7 persen menjadi Rp89,9 triliun.

Per 31 Desember 2020 jumlah dana pihak ketiga (DPK) BBNI bertumbuh 10,6 persen (y-o-y) menjadi Rp679,5 triliun.

CASA pada akhir Desember 2020 berada di level 68,4 persen atau meningkat 160 bps.

“Upaya perseroan dalam peningkatan CASA berhasil menekan biaya DPK, selanjutnya diteruskan oleh bank kepada nasabah dalam bentuk penurunan suku bunga kredit,” ujar Royke dalam keterangan resmi BBNI.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

BPOM: Produk Bebi Luck Beresiko Tinggi

TANGERANG-Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Penny Kusumastuti Lukito,
Ketua DPR RI Puan Maharani saat mengunjungi beberapa UMKM di Kabupaten Semarang/Foto: Dok DPR

Puan Dorong UMKM Lebih Gencar Promosi Lewat Online

SEMARANG-Ketua DPR RI Dr. (H.C) Puan Maharani melanjutkan kunjungan kerja