Lima Saran Investasi Terbaik Untuk Triwulan ke-4 2020

Saturday 3 Oct 2020, 3 : 22 am
by
Chief Investment Officer, Bank DBS, Hou Wey Fook

Oleh: Hou Wey Fook

Kami tetap merekomendasikan untuk berinvestasi di aset berisiko, seperti, ekuitas dan obligasi korporasi, di tengah upaya global memerangi COVID-19.

Setelah memasuki gejolak, saat ini kami mulai melihat tanda-tanda pemulihan ekonomi. Pelonggaran pembatasan sosial di beberapa negara, peningkatan belanja fiskal secara global, dan suku bunga nol persen akan menjamin bahwa lintasan pertumbuhan berangsur-angsur pulih.

Memasuki triwulan terakhir 2020, ada dua perkembangan yang harus diperhatikan oleh investor: (a) pemilihan presiden AS, dan (b) penemuan vaksin.

Kami melihat keduanya mempunyai dampak risiko yang cenderung netral atau positif terhadap pasar.

Strategi Barbell – berinvestasi di dua aset ekstrem, yakni aset berisiko tinggi dan aset berisiko rendah, serta menghindari investasi jangka menengah – yang disarankan oleh DBS CIO, telah menunjukkan ketahanan dan keberhasilan di tengah ketidakpastian saat ini.

Tetaplah berinvestasi di ekuitas yang pertumbuhannya tidak dipengaruhi tren jangka pendek (secular growth securities), aset yang menghasilkan pendapatan, dan emas di dunia digital baru ini, di tengah situasi suku bunga sangat rendah.

1. Kami terus memiliki pandangan positif untuk ekuitas AS dan ekuitas Tiongkok

AS
Sejak turun ke titik terendah pada Maret, Indeks S&P 500 membukukan kenaikan sebesar 51,2%, melampaui titik tertinggi sebelumnya. Jelas bahwa pelonggaran moneter dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh Bank Sentral AS, pandemi yang tidak diketahui sampai kapan, dan penurunan suku bunga telah berperan dalam mendorong ekuitas AS.

Kami memperkirakan momentum kuat dalam penguatan saham Teknologi akan terus berlanjut, karena percepatan bifurkasi global telah semakin memperkuat daya tarik sektor Teknologi sebagai dampak dari pandemi. Peningkatan pembatasan sosial semakin mendorong kegiatan bisnis dan rekreasi beralih ke daring, dan bisnis yang mendapatkan manfaat dari kecenderungan ini adalah e-Commerce, video conferencing, serta perusahaan perangkat lunak/perangkat keras dalam lanskap Teknologi.

Analis mulai meredakan kecemasan mereka terkait pandemi dan merevisi perkiraan pendapatan. Pertumbuhan pendapatan korporasi di Amerika diperkirakan akan melonjak 18% pada 2021, didorong oleh kombinasi pertumbuhan pendapatan kotor perusahaan dan ekspansi margin. Valuasi yang diharapkan (implied valuation) kemungkinan akan naik karena suku bunga bebas risiko turun.

Tiongkok
Kami memiliki pandangan positif terhadap prospek ekuitas Tiongkok karena menawarkan imbal hasil menggiurkan kepada investor dan valuasi yang menarik karena pertumbuhan pendapatan perusahaan kuat dalam jangka panjang. Hal ini disebabkan oleh transformasi pasar yang sedang berlangsung dan peningkatan konsumsi domestik. Ekuitas Tiongkok terus menarik arus dana masuk karena penawaran investasi mereka, yang unik. Selain melayani manajer portofolio global dan regional untuk tujuan diversifikasi alokasi, ekuitas Tiongkok memiliki enam aspek, yaitu:

* Pemulihan ekonomi domestik lebih cepat
* Bauran pendapatan lebih tinggi daripada permintaan lokal
* Pemerintah meningkatkan langkah-langkah stimulus
* Penyesuaian kebijakan penuh kehati-hatian
* Akses ke sektor ekonomi baru Tiongkok
* Ekuitas Tiongkok menjadi semakin penting dalam representasi indeks global seiring dengan pembukaan pasar keuangan secara bertahap

2. Pemilu AS – Netral untuk aset berisiko

Dari perspektif pasar keuangan, kami percaya bahwa pemilu November mendatang tidak akan berdampak terhadap aset berisiko. Meskipun aset berisiko mungkin mendapat manfaat dari pemotongan pajak lebih lanjut, gaya agresif Donald Trump dari Partai Republik dalam kebijakan luar negeri akan mempengaruhi sentimen secara keseluruhan.

Kemenangan Demokrat dalam pemilihan presiden, di sisi lain, tidak berarti bencana karena aset berisiko secara historis mengalami penguatan selama masa kepresidenan Demokrat dalam periode 6, 12, dan 24 bulan. Pemerintahan Biden kemungkinan akan mempertahankan sikap tegas namun lebih mudah diramalkan terhadap Tiongkok dan hal ini positif untuk sentimen pasar.

3. Penemuan vaksin hanya masalah waktu

Menurut pemberitaan terakhir, kemungkinan penemuan vaksin COVID-19 bukan lagi persoalan ‘jika’ tetapi kapan. Jika vaksin disetujui dalam beberapa bulan mendatang, itu akan memperbaiki aset berisiko secara umum. Namun, dampak positifnya tidak akan seragam karena beberapa industri akan mendapatkan keuntungan lebih dari yang lain.

Restoran, hotel, tempat perjudian, dan rekreasi siap untuk kembali naik dengan kuat, sementara industri penerbangan diperkirakan masih akan mengalami kesulitan struktural.

4. Obligasi; Fokus pada obligasi Eropa dan Asia dengan imbal hasil tinggi; mempertahankan durasi portofolio rata-rata selama lima tahun

Pengetatan selisih kredit antara triwulan ke-2 dan triwulan ke-3 tahun ini telah mengikis banyak keuntungan tambahan yang biasanya diterima investor sebagai kompensasi atas risiko gagal bayar obligasi berimbal hasil tinggi, investor disarankan untuk memposisikan diri sedemikian rupa guna menghindari kerugian pada titik ini.

Kredit Asia tetap memberikan nilai kepada investor dari perspektif fundamental dan valuasi, dan faktor pendukung tetap ada. Dengan mengamati seluruh pasar kredit global, kami juga melihat katalis positif untuk obligasi Eropa berimbal hasil tinggi, dan yakin bahwa ada kemungkinan besar pasar akan mengejar ketertinggalan dari pasar lain.

Mengingat kurva G-3 kemungkinan akan mengalami penurunan tajam dalam beberapa bulan mendatang, kami mempertahankan preferensi kami untuk durasi portofolio rata-rata 5 tahun.

6. Emas masih terus bergerak menguat- perkiraan 12 bulan berada pada USD2,300/oz

Emas sebagai diversifikasi risiko telah terbukti sebagai pelindung nilai efektif, mengungguli sebagian besar mata uang termasuk dolar, dalam 10 tahun terakhir.

Kekhawatiran akan potensi kembalinya inflasi adalah alasan lain untuk mempertimbangkan investasi di aset berisiko rendah (safe havens), seperti emas, yang telah berkinerja baik dalam kondisi inflasi.

Pricing model emas kami menunjukkan bahwa tiga pendorong terpenting harga emas adalah imbal hasil obligasi (korelasi negatif), Indeks Dolar AS (DXY) (korelasi negatif), dan risiko resesi (korelasi positif). Faktor-faktor ini telah berjalan dengan baik kecuali untuk DXY, yang kecenderungan penurunannya telah berhenti.

Kami memperkirakan DXY akan melemah pasca pemilihan AS.

Meskipun akan ada pandangan bahwa likuiditas uang adalah sepenuhnya spekulasi, kami yakin bahwa kenaikan harga emas, tidak seperti harga minyak dan harga properti, tidak bersifat inflasi dan tidak menghalangi pemulihan ekonomi.

Oleh karena itu, tidak ada kemungkinan menyebabkan tindakan moneter apa pun.

Memang, melihat penguatan harga emas dalam dua kali periode terakhir, tindakan moneter menghancurkan harga emas. Pada 1980-an, harga emas anjlok akibat inflasi tinggi karena harga minyak tinggi, diikuti dengan kenaikan suku bunga agresif hingga 20%.

Pada 2012, pembicaraan tentang penghentian pelonggaran likuiditas (quantitative easing, QE), yang berakhir pada 2015, membuat investor emas gelisah. Kami yakin kondisi ini membutuhkan waktu lama sebelum terjadi.

Penulis adalah Chief Investment Officer, Bank DBS

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Presiden: Reformasi di Tubuh Polri Itu, Kalau Tak Ada Lagi Pungli dan Markus

JAKARTA-Presiden Joko Widodo mengatakan tugas Polri kedepan akan semakin berat.

JK: Penggunaan Komponen Lokal Harus Ditingkatkan Agar Mandiri

BANDUNG-Pemerintah Indonesia berambisi memacu industri pertahanan dan persenjataan nasional. Penguatan