Masyarakat Adat Di Tano Batak Minta KLHK Cabut Izin Konsesi PT TPL

Monday 14 Jun 2021, 11 : 33 am
by
Masyarakat Adat Di Tano Batak menggelar pertemuan dengan Menteri KLHK, Siti Nurbaya Bakar di Parapat, Minggu (13/6). Dalam pertemuan itu, mereka meminta KLHK mencabut Izin Konsesi PT TPL di Tano Batak.

PARAPAT-Tujuh perwakilan Komunitas Masyarakat Adat dari Tano Batak didampingi KSPPM dan AMAN Tano Batak melakukan pertemuan dengan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Siti Nurbaya Bakar di Hotel KHAS Parapat.

Dalam pertemuan itu, Masyarakat Adat Di Tano Batak meminta pemerintah mencabut izin konsesi PT Toba Pulp Lestari Tbk (PT TPL) dari Tano Batak.

Pasalnya, kehadiran PT TPL menimbulkan banyak konflik dan kekerasan.

Pertemuan yang digagas langsung oleh Menteri KLHK ini juga dihadiri jajaran eselon I dan beberapa Direktur di instansi KLHK.

Siti Nurbaya menjelaskan sejak tahun 2016 KLHK sudah mempelajari berbagai konflik agraria yang terjadi di Danau Toba.

Namun proses penyelesaian konflik yang dialami masyarakat adat ini memang tidak mudah karena harus melibatkan banyak pihak, sehingga harus benar-benar dipelajari.

“Dan dalam pertemuan ini kami semua yang ada di sini hanya akan mendengarkan apa yang dialami dan diharapkan oleh masyarakat adat, sehingga segera bisa dilakukan berbabai upaya untuk menyelesaikan konflik yang terjadi,” jelas Siti Nurbaya.

Ditempat yang sama Direktur KSPPM, Delima Silalahi menjelaskan sejak tahun 2016, beberapa kali bertemu Siti Nurbaya dan jajarannya di KLHK, selalu merespon dengan baik pengaduan masyarakat adat di Toba.

Mereka memberi harapan bagi masyarakat adat di Toba bahwa wilayah adat mereka akan terbebas dan akan kembali ke masyarakat adat.

Sayangnya harapan itu memudar ketika di lapangan, konflik tak kunjung selesai malah terus bertambah dari waktu ke waktu.

PT TPL tiada henti melakukan operasional di wilayah adat yang menimbulkan banyak konflik di wilayah konsesi, melakukan intimidasi dan kriminalisasi terhadap masyarakat adat.

“Kami sangat berharap ada hasil dari pertemuan ini, ada upaya serius penyelesaian konflik masyarakat adat dan pengembalian wilayah adat kepada masyarakat adat,” harap Delima.

“Respon yang baik dari KLHK juga kami rasakan dengan telah terbitnya SK Hutan Adat Pandumaan-Sipituhuta pada akhir tahun 2020 lalu. Untuk itu kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bu Siti Nurbaya dan semua tim di KLHK, walaupun SK tersebut juga sampai saat ini menyisakan berbagai polemic yang juga pasti bisa diselesaikan dengan baik,” tambah Delima.

Senada dengan Delima, Roganda Simanjuntak (Ketua BPH AMAN TB) juga menyampaikan apresiasi kepada Siti Nurbaya yang telah mengajak masyarakat berdiskusi.

“Namun kami berharap perjumpaan kali ini akan menemukan formula baru untuk menyelesaikan konflik di Tano Batak. Paling tidak kami meminta kepada Menteri Siti segera mencabut izin konsesi PT TPL. Kehadiran PT TPL menimbulkan banyak konflik dan kekerasan di Tano Batak,” kata Roganda.

Perwakilan masyarakat Pandumaan-Sipituhuta menjelaskan, Arnold Lumbanbatu, pada 2016 yang lalu perwakilan masyarakat telah bertemu dengan Presiden Joko Widodo dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya di istana negara.

“Dalam pertemuan tersebut Bapak Jokowi memberikan SK Pencadangan Hutan adat kami dengan mengeluarkan dari konsesi PT TPL seluas 5172 hektar. Pak Jokowi juga berpesan agar kami tidak merubah fungsi Hutan Kemenyan, dan itu kami lakukan sampai sekarang,” jelasnya.

Namun tahun 2020 yang lalu SK Hutan Adat Pandumaan-Sipituhuta terbit hanya seluas 2393 hektar.

Hal ini menyebabkan masalah baru bagi masyarakat, karena tuntutan masyarakat tidak sesuai dengan hasil yang diterima.

Dia berharap, SK Hutan Adat yang mereka terima ditinjau ulang sesuai dengan permintaan masyarakat.

Karena yang tidak masuk dalam SK Hutan Adat tersebut sampai saat ini masih hutan kemenyan yang mereka lestarikan.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Ditjen Pajak Libatkan BPKP Awasi Bendum Daerah

JAKARTA-Direktorat Jenderal Pajak menunjuk pegawai Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Rusia Pertanyakan Dukungan Pemerintah Soal Pembangunan Rel KA

BANGKOK–Rusia berkomitmen untuk membantu pembangunan infrastruktur Ibu Kota baru Indonesia