Menangkap Peluang New Economy di Pasar Asia

Thursday 24 Mar 2022, 4 : 28 pm
by
Perekonomian yang mulai menggeliat, didukung oleh faktor global dan domestik, membuka peluang yang besar bagi para investor untuk mendulang keuntungan
Krizia Maulana, Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI)

Oleh: Krizia Maulana

Pasar finansial Asia diproyeksikan akan tumbuh positif pada tahun ini.

Di tengah volatilitas global, pasar Asia diperkirakan akan menawarkan kinerja yang lebih resilien didukung oleh sejumlah faktor, yaitu akselerasi pertumbuhan ekonomi Asia, pertumbuhan laba emiten yang solid, serta valuasi pasar pada level yang relatif atraktif.

Pada kondisi seperti ini, ada strategi investasi yang sebaiknya diterapkan oleh para investor.

Simak selengkapnya dalam penjelasan Krizia Maulana, Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI).

Asia diuntungkan pemulihan ekonomi global

Di tahun 2021, ketika pasar finansial global melaju pesat, pertumbuhan pasar finansial Asia cenderung stabil dan tidak sepesat pertumbuhan pasar finansial di Amerika Serikat dan Eropa.

Situasi berbalik di tahun ini. Ketika pasar Amerika dan Eropa mengalami normalisasi, pasar finansial Asia termasuk ASEAN-5 (Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand) mengalami anomali dan diperkirakan akan mengalami lonjakan pertumbuhan yang cukup signifikan.

Asia dianggap memiliki fondasi makroekonomi yang lebih kuat dalam menghadapi pengetatan moneter Amerika Serikat.

Sebagai produsen penting pada berbagai sektor di dunia, Asia sangat berperan dalam pemulihan rantai pasokan global di tahun 2022.

Normalisasi pertumbuhan dan perbaikan rantai pasokan global akan berdampak positif pada sektor manufaktur dan pasar finansial Asia.

Pengetatan kebijakan The Fed menjadi tantangan yang harus diperhatikan.

Namun, Asia masih memiliki ruang kebijakan moneter yang lebih longgar, didukung oleh inflasi yang lebih terjaga dan tingkat suku bunga riil yang tinggi, sehingga memberi fleksibilitas bagi bank sentral di kawasan ini.

Jika melihat lebih dalam lagi, Asia disebut sebagai “pabrik dunia” yang diuntungkan dari siklus pemulihan ekonomi global pasca pandemi.

China, sebagai salah satu kawasan penting, memiliki posisi unik dan menerapkan kebijakan yang berlawanan dengan negara lain.

Di saat mayoritas negara melakukan pengetatan moneter, China justru melakukan pelonggaran moneter.

Sementara itu, ASEAN diprediksi akan mengalami pemulihan ekonomi yang lebih maksimal di tahun ini.

Saatnya melirik peluang dari pertumbuhan pasar Asia

Kawasan Asia Pasifik memiliki potensi pertumbuhan struktural yang menarik dan pertumbuhan dalam jangka panjangnya juga layak dicermati.

Seiring dengan potensi pertumbuhan di Asia Pasifik, sejumlah sektor unggulan ikut tumbuh di kawasan ini, yaitu IT, energi terbarukan, dan kendaraan listrik.

Sektor-sektor ini dipandang memiliki potensi besar di tengah arah kebijakan dunia yang semakin mengadopsi teknologi digital serta energi terbarukan dan kendaraan listrik.

Asia memiliki sejumlah perusahaan yang menjadi market leader dunia dan berperan penting dalam sektor-sektor tersebut.

Momentum dari dalam negeri

Pasar finansial Indonesia ikut bertumbuh seiring dengan pertumbuhan pasar finansial Asia. Di tengah tren normalisasi ekonomi global, Indonesia diperkirakan akan mengalami akselerasi pertumbuhan, seiring dengan pulihnya mobilitas masyarakat dan meningkatnya vaksinasi.

Perekonomian sudah mulai menunjukkan sinyal perbaikan di 2021 dimana pertumbuhan PDB kuartal keempat tahun 2021 tumbuh 5% YoY.

Momentum pemulihan ini diperkirakan masih terus berlanjut dengan akselerasi pertumbuhan di semester kedua tahun 2022.

Optimisme pemulihan aktivitas ekonomi, fundamental ekonomi yang semakin baik, posisi Indonesia sebagai net eksportir komoditas yang memberikan efek lindung nilai dari kenaikan harga komoditas, serta stabilitas nilai tukar rupiah mendorong masuknya aliran dana asing di pasar saham Indonesia.

Di tengah kondisi saat ini, investor dapat mengembangkan dananya dengan memanfaatkan potensi pertumbuhan di pasar Asia dan Indonesia.

Investor dengan pola pikir forward looking dapat memanfaatkan peluang investasi di reksa dana saham, dengan tetap mencermati risiko saat ini dan menangkap peluang dalam jangka panjang.

Salah satu contoh reksa dana saham yang menangkap peluang di pasar Asia Pasifik adalah Manulife Saham Syariah Asia Pasifik Dollar AS (MANSYAF).

Portofolio MANSYAF terdiri dari saham-saham perusahaan Asia berskala global dengan pendapatan mancanegara, sehingga outlook kinerjanya tidak dipengaruhi oleh kondisi makroekonomi di negeri asalnya.

Sedangkan contoh reksa dana saham di pasar domestik adalah Manulife Saham Andalan (MSA).

Pasar saham di Asia Pasifik dan Indonesia memiliki peluang investasi yang menarik.

Seperti halnya pada setiap pilihan investasi, investor tetap harus menyesuaikan pilihan investasinya dengan profil risiko, tujuan investasi, dan jangka waktu investasi masing-masing.

Penulis adalah Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) di Jakarta

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Menperin Minta Asosiasi IKM Akurasi Data Anggota

JAKARTA-Menteri Perindustrian (Menperin), Airlangga Hartarto meminta kepada asosiasi industri kecil
penandatangan perjanjian kerja sama (PKS) tripartit baru antara ketiga belah pihak, yakni Institut Teknologi Del (IT Del), BSSN, dan Huawei sendiri

Huawei Perkuat Kontribusi dan Kerja Sama di Bidang Keamanan Siber di Indonesia

JAKARTA-Huawei Indonesia kembali menegaskan komitmennya untuk berbagi pengetahuan keamanan siber