Mendag Sampaikan 3 Prinsip Kerja Sama Ekonomi Pemerintahan Jokowi

Sunday 9 Nov 2014, 8 : 44 pm
by
Mendag, Rachmat Gobel

BEIJING-Menteri Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel melakukan pertemuan bilateral dengan beberapa Menteri Perdagangan APEC, yaitu Malaysia, Hong Kong, Selandia Baru, Singapura, dan Korea Selatan di sela-sela pertemuan Organisasi Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC).

Pertemuan tersebut bertujuan untuk mengurangi tingkat kemiskinan di Indonesia, di mana masih terdapat sekitar 35 juta penduduk hidup dibawah batas kemiskinan berpendapatan kurang dari USD 1 per hari.

“Untuk mencapai hal tersebut dibutuhkan upaya kerja sama perdagangan baik secara nasional maupun internasional. Semua bentuk kerja sama perdagangan harus berdasarkan pada kebijakan yang akan membawa manfaat dan dapat dirasakan oleh masyarakat Indonesia, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Kerja sama tersebut tentunya juga harus saling menguntungkan kedua belah pihak, saling percaya, serta memberikan pengertian dan pemahaman,” ujar Rachmat.

Dengan demikian, kerja sama ekonomi benar-benar dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Indonesia. “Kami fokus membicarakan kerja sama peningkatan ekonomi dengan para mitra tersebut,” ungkapnya.

Dalam pertemuan bilateral dengan Malaysia, ditekankan untuk mengaktifkan kembali Joint Trade and Investment Committee yang bertujuan menyelesaikan isu-isu perdagangan serta kerja sama tripartite dalam rangka ITRC (International Tripartite Rubber Council) guna meningkatkan harga karet alam dunia yang menguntungkan bagi produsen Indonesia.

Sementara pada pertemuan dengan Menteri Hong Kong, Mendag memfokuskan pada usulan kerja sama pengembangan maritim. Saat ini Hong Kong telah berhasil menempatkan posisinya sebagai salah satu wilayah hub logistik internasional serta kemampuan UKM-nya dalam menopang industri dalam negeri Hong Kong.

Hong Kong sangat berminat melakukan kerja sama dengan sektor UKM Indonesia, terlebih dengan akan dibukanya Kantor Dagang dan Ekonomi Hong Kong. Kerja sama sektor maritim tersebut sangat sesuai dengan program pemerintah Presiden Jokowi yang ingin menjadikan maritim Indonesia besar di mata internasional.

Sedangkan saat bertemu dengan Menteri Perdagangan Selandia Baru, Rachmat berkesempatan untuk berdiskusi mengenai kerja sama di sektor panas bumi sebagai salah satu bentuk energi terbarukan (renewable energy) yang dapat dimanfaatkan oleh kedua negara.

“Pemanfaatan panas bumi sebagai salah satu energi alternatif dapat mengurangi penggunaan energi tradisional (berbahan fosil) dan hal ini tentunya sejalan dengan kebijakan pemerintah yang mengalokasikan subsidi minyak kepada sektor pendidikan, kesehatan, pertanian, dan infrastruktur,” jelasnya.

Kedua Menteri juga sepakat untuk melakukan pengembangan di sektor pertanian dengan tujuan meningkatkan ekonomi masyarakat Indonesia. Isu konektivitas yang menjadi salah satu program pemerintah baru turut disampaikan Mendag RI dalam pertemuannya dengan Secretary of Commerce Hong Kong dan Menteri Perdagangan dan Industri Singapura.

Pengembangan infrastruktur dan logistik terkait isu konektivitas diharapkan dapat dilakukan oleh kedua pihak.

Kebijakan Pemerintah Indonesia dalam kerja sama internasional berdasarkan pada people oriented disampaikan pada pertemuan bilateral dengan Menteri Perdagangan, Industri, dan Energi Korea.

Mendag Rachmat menyampaikan bahwa pembicaraan kerja sama ekonomi komprehensif yang sedang dilakukan oleh kedua negara dapat dilanjutkan apabila manfaat yang didapat nantinya bisa langsung dirasakan oleh masyarakat dan kerja sama tersebut harus dapat menghasilkan outcome yang mempunyai nilai tambah (value added).

“Kami tetap berpegangan bahwa kerja sama dengan negara mitra dagang tetap bagian penting dalam meningkatkan ekonomi Indonesia. Karena itu dalam waktu dekat Kementerian Perdagangan akan melanjutkan koordinasi dengan instansi pemerintah yang terkait dengan seluruh isu kerja sama ASEAN-Korea FTA serta Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership,” ujar Mendag.

Sementara itu, angka perdagangan nonmigas Indonesia dengan Malaysia, Hong Kong, Selandia Baru, Singapura, dan Korea Selatan di tahun 2013 senilai USD 54,51 miliar dengan nilai total ekspor nonmigas sebesar USD 26,84 miliar dan total impor nonmigas sebesar USD 27,67 miliar. Kelima negara mitra tersebut berkontribusi sebesar 25,82% dari total perdagangan migas dan nonmigas Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Soal Kepatuhan Lembaga Efek, OJK Periksa Satu SRO Pasar Modal

JAKARTA-Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Komisioner Pengawas Pasar II Otoritas Jasa

Pemerintah Luncurkan Paket Kebijakan Ekonomi Jilid IX

JAKARTA-Pemerintah meluncurkan Paket Kebijakan Ekonomi jilid IX guna mendorong pertumbuhan