Menperin Ajak Pengusaha Belgia Investasi di Sektor Industri

Monday 14 Mar 2016, 3 : 11 pm
kemenperin.go.id

JAKARTA-Menteri Perindustrian Saleh Husin mengajak sejumlah pengusaha Belgia untuk berani berinvestasi di Indonesia. Apalagi Indonesia selalu melakukan pembenahan dalam mewujudkan komitmen untuk meningkatkan iklim investasi. “Pembenahan ekonomi dilakukan secara cepat sejak September 2015 yang ditandai dengan dikeluarkannya paket kebijakan ekonomi,” katanya saat bertemu dengan Yang Mulia Putri Astrid dari Kerajaan Belgia yang tengah melakukan kunjungan di Jakarta, Senin (14/3/2016)

Saleh mengakui peluang pengusaha Belgia untuk bekerjasama di Indonesia sangat menjanjikan termasuk pada sektor investasi industri, inovasi dan penelitian dan pengembangan teknologi industri, selain kemitraan di sektor perdagangan. “Saya sangat berharap kesempatan ini dapat meningkatkan kerja sama jangka menengah dan panjang yang saling menguntungkan khususnya peningkatan hubungan Investasi Industri antara kedua negara,” ujarnya.

Indonesia, ungkap Menperin, menyadari kerja sama antar negara dibutuhkan untuk saling melengkapi dan bermuara pada kesejahteraan masyarakat kedua negara. “Tidak ada yang dapat dilakukan secara sendiri di dunia, bahkan kedua tangan perlu melakukan kerja sama antara yang satu dengan yang lainnya, kedua belah telapak kaki juga saling bekerja sama, demikian pula dengan seluruh anggota badan, demikian pula suatu kerja sama diperlukan antara sesama anggota keluarga,” tutur Saleh menggambarkan.

Turut hadir, Duta Besar Belgia untuk Indonesia, Patrick Herman, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani, Dirjen Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional Achmad Sigit Dwiwahjono, dan Ketua KADIN Rosan P Roeslani.

Sementara itu, Federal Secretary of State for Foreign Trade of Belgium Pieter De Crem mengungkapkan pihaknya menggandeng beberapa kalangan di Indonesia untuk bekerja sama. “Dalam minggu ini, kami akan menandatangani 20 nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) dengan korporasi dan universitas-universitas di Indonesia,” katanya.

Berdasarkan data Industri pengolahan Indonesia terus berkembang seiring strategi meningkatkan nilai tambah dari bahan baku mentah. Kontribusi pengolahan menyumbang 20,84 % terhadap nilai total pertumbuhan ekonomi (PDB).

Sedangkan industri pengolahan non migas berkontribusi sebesar 87,21 % terhadap pendapatan industri pengolahan. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2015 tumbuh 4,79 %. Sedangkan pertumbuhan industri non migas selama tahun 2015 sebesar 5,04% dan hal tersebut lebih tinggi apabila dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi.

Dalam rangka menambah daya tarik investasi, Pemerintah Indonesia juga menyediakan fasilitasi untuk penguatan struktur dan peningkatan daya saing industri yang terdiri dari insentif fiskal (Pembebasan/pengurangan PPh/tax holiday/tax allowance), insentif non fiskal (kemudahan usaha di kawasan ekonomi khusus, perijinan keimigrasian bagi tenaga kerja asing) dan moneter (keringanan pinjaman bank).

Salah satu perusahaan asal Begia yang telah mendirikan pabrik adalah PT Eternit Gresik di Kawasan Industri Surya Cipta, Karawang, Jawa Barat. Beroperasi sejak November 2015, pabrik ini turut meningkatkan kerja industri fiber semen nasional dan mendukung program pemerintah di bidang pembangunan konstruksi dan properti.

Pabrik memproduksi papan semen berserat rata-rata kapasitas produksi 22 juta meter persegi. “Aplikasinya antara lain untuk plafon, partisi, dan juga dinding luar. Investasi kami mencapai Rp 1 triliun,” kata Presiden Direktur Eternit Gresik, Wim Messiaen yang turut hadir pada pertemuan khusus antara Putri Astrid, Menperin Saleh Husin dan para pengusaha Belgia. **aec

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Ketua Komisi IV DPR RI, Sudin di Yogyakarta/Foto: Dok DPR

BBVet Wates Butuh Miliaran Rupiah Guna Beli Alat Pendeteksi Penyakit Hewan

YOGYAKARTA-Kalangan DPR menyoroti pentingnya kesehatan hewan ternak yang ada di

LPS Bayar Klaim Simpanan Nasabah Bank yang Dilikuidasi Rp1,5 Triliun

JAKARTA-Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) hingga 31 Januari 2020 telah membayarkan