“Jadi akan diundang dalam waktu dekat untuk memberikan kesempatan bagaimana concern atau aspirasi mereka dan sesudah itu akan diputuskan. Kontraktor tersebut akan diundang sepulangnya Presiden dari Papua,” jelas Sudirman.
Diakui oleh Menteri ESDM kalau kontraktor mengatakan offshore, tapi nanti akan direkonsiliasi bagaimana caranya secara finansial kontraktor tidak dirugikan, tetap menarik, tapi kemudian secara pembangunan kewilayahan tetap bisa dilaksanakan.
“Tadi diskusinya sangat baik, saling melengkapi. Dan saya kira Presiden dan Wapres akan punya wisdom nanti saat akhirnya akan memutuskan yang terbaik yang mana,” ungkap Sudirman.
Mengenai waktu pelaksanaan konstruksi, menurut Menteri ESDM, baru dimulai tahun 2020. Jadi memang keputusan untuk sesuatu yang panjang, tidak buru-buru.
“Kalau diputuskan sekarang, mulai tahun depan dilakukan studi engineering segala macam sampai 2018, baru diputuskan investment akhirnya, baru 2019 persiapan pengadaan, jadi 2020 barangkali konstruksinya. Jadwalnya begitu,” pungkas Sudirman. **aec