Moratelindo Gandeng Hawaiki Garap Infrastruktur Kabel Bawah Laut Lintas Pasifik

Friday 5 Nov 2021, 12 : 52 pm
by
Direktur Utama PT Mora Telematika Indonesia (Moratelindo) Galumbang Menak didampingi direksi lainnya memberikan penjelasan mengenai kinerja perusahaan,

JAKARTA-PT Mora Telematika Indonesia (Moratelindo) mengumumkan kerjasama dengan perusahaan asal Selandia Baru, Hawaiki Submarine Cable Limited Partnership untuk pengembangan infrastruktur sistem komunikasi kabel bawah laut di lintas pasifik.

Menurut Direktur Utama Moratelindo, Galumbang Menak saat konferensi pers virtual, Rabu (3/10), kerjasama Moratelindo dan Hawaiki ini terkait dengan pelaksanaan proyek Hawaiki Nui Submarine Cable System atau pengembangan infrastruktur sistem komunikasi kabel bawah laut yang menghubungkan Selandia Baru, Australia, Indonesia, Singapura dan Amerika Serikat.

Berdasarkan keterbukaan informasi Moratelindo yang dipublikasi Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Rabu (3/11), Moratelindo dan Hawaiki akan melakukan pengerjaan proyek di bidang engineering, provision, construction, installation dan pengoperasian Proyek Hawaiki Nui pada segmen Singapura dan Indonesia yang terintegrasi dengan seluruh proyek Hawaiki Nui Submarine Cable System.

Menurut Corporate Secretary Moratelindo dalam keterbukaan informasi perseroan, nilai kontrak kerjasama antara Moratelindo dan Hawaiki akan disepakati oleh para pihak pada perjanjian turunannya (definitive agreement). Rencananya, pengerjaan konstruksi proyek akan dilakukan pada 2022.

Pada kerjasama ini, Moratelindo berperan dalam segala pengurusan dan perolehan izin, serta otorisasi di Indonesia yang terkait dengan Proyek Hawaiki Nui Submarine Cable System.

Selain itu, berperan mendesain sistem dan pembangunan dalam rangka optimalisasi rute kabel laut maupun lokasi landing points di Indonesia, sehubungan dengan infrastruktur kabel bawah tanah yang terhubung dengan jaringan infrastruktur kabel laut.

Lebih lanjut Galumbang menjelaskan, kerjasama antara Moratelindo dan Hawaiki adalah pengembangan infrastruktur sistem komunikasi kabel laut lintas pasifik (Hawaiki Nui). “Kerjasama ini merupakan langkah strategis. Dengan dibangunnya sistem komunikasi bawah laut dengan jalur tersebut, maka dapat mengurangi ketergantungan koneksi yang melalui Singapura,” ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Founder and Executive Chairman of Hawaiki, Remi Galasso mengatakan, keberadaan kabel Hawaiki Nui akan secara signifikan memperluas jejaring bawah laut yang sudah ada. “Hawaiki secara tidak langsung menawarkan konektivitas yang tidak tertandingi di kawasan Asia-Pasifik. Kabel dari Hawaiki Nui didesain untuk memberikan konektivitas secara cepat dan langsung,” kata Remi.

Remi menyampaikan, saat ini kabel dari Hawaiki telah menghubungkan Australia, Selandia Baru, Amerika Samoa, Hawaii dan kawasan barat Amerika Serikat.

Kerjasama dengan Moratelindo diharapkan bisa menjadi kerjasama strategis, karena Moratelindo mitra lokal yang akan membantu mengurus perizinan kepada pemerintah Indonesia terkait proyek Hawaiki Nui.

“Jalur ini akan menjadi alternatif yang akan memberikan latency rendah untuk koneksi Internasional di Indonesia,” ucap Chief Technology Officer Moratelindo, Michael McPhail.

Kerjasama ini akan membangun jaringan Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) yang menghubungkan jalur Amerika Serikat, Indonesia, Singapura hingga Australia.

Proyek ini akan menggelar jaringan fiber optik dari wilayah Asia Tenggara hingga AS.

Merujuk pada cooperation agreement, pekerjaan konstruksi rencananya akan dimulai pada 2022 dengan kabel siap pakai (RFS) yang diharapkan terpasang pada 2025.

Menurut Plt Direktur Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, Ismail, dengan adanya rencana pembangunan sistem komunikasi bawah laut lintas pasifik ini, maka Indonesia akan mendapatkan akses koneksi internasional yang lebih optimal.

Berdasarkan data Kominfo, trafik layanan internet mencapai 39,7 petabyte pada Mei 2021.

Angka ini meningkat 49 persen dibandingkan trafik pada tahun lalu.

“Melonjaknya kebutuhan internet menjadi tantangan tersendiri bagi penyedia layanan internet (ISP). Kebutuhan terhadap rute alternatif menjadi sangat penting, khususnya untuk gerbang internasional,” ujarnya

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Ratusan Warga Legok Hadang Truk Tambang

TANGERANG-Ratusan warga Legok – Pagedangan, Kabupaten Tangerang, mengamuk, lantaran tidak

DPR Tuding Importir Bawang Untung Rp5,6 Triliun

JAKARTA-Para pemburu rente (rent seeking), alias spekulan diduga bisa menikmati