Dengan rasio pembiayaan macet atau Non Performing Finance (NPF) sebesar 0,84 persen.
“Itu hingga Juni, dan per September tidak jauh beda angkanya,” kata dia.
Untuk tahun depan, perseroan menargetkan dapat mengucurkan pembiayaan sebesar Rp1,5 triliun. Sumber pendanaannya, selain dari sindikasi perbankan yang mencapai 30 bank, juga melakulan diversifikasi lewat obligasi ini.
Namun, ditanya kapan akan listing di Bursa Efek Indonesia (BEI), dia menyerahkan ke kondisi perekonomian nasional.
“Kalau 2017 sudah membaik, mungkin semester kedua kita bisa IPO (initial public offering),” tandasnya. (TMY).