Optimis di Tahun Politik

Saturday 20 May 2023, 7 : 58 am
by
Ketua DPP PDI Perjuangan, Said Abdullah

Oleh: Said Abdullah

Pemerintah melalui Menteri Keuangan (Menkeu) telah mengajukan dokumen Pokok Pokok Kebijakan Fiskal dan Asumsi Ekonomi Makro 2024 kepada DPR.

Ditengah situasi ekonomi global yang masih melambat, pertumbuhan ekonomi Tiongkok pada kuartal I 2023 hanya tumbuh 4,5 persen, Uni Eropa 1,3 persen, Jepang 1,3 persen, Amerika Serikat 1,6 persen, dan India 4,1 persen, kinerja ekonomi nasional masih memuaskan.

Kondisi perekonomian nasional menunjukkan kinerja yang terjaga dengan baik, pada kuartal I 2023 ekonomi kita tumbuh 5,03 persen (yoy).

Kebijakan mengakhiri pembatasan sosial (PPKM) mampu menggerakkan sektor transportasi, akomodasi, restoran dan jasa lainnya, sehingga mencatatkan kinerja pertumbuhan paling tinggi.

Sektor transportasi dan pergudangan pada kuartal I 2023 tumbuh 15,93 persen, akomodasi dan restoran tumbuh 11,55 persen, dan jasa lainnya 8,9 persen.

Dari sisi konsumsi, semua sektor menunjukkan pertumbuhan positif.

Konsumsi rumah tangga pada kuartal I 2023 tumbuh 4,54 persen, PMTB (investasi ) 2,1 persen, Ekspor 11,68 persen, konsumsi pemerintah 3,99 persen, impor juga tumbuh 2,77 persen.

Meskipun berbagai harga komoditas ekspor andalan kita tidak tinggi seperti tahun lalu, namun kinerja neraca perdagangan kita masih berada di angka surplus sebesar US$ 12,19 miliar.

Terjaganya perekonomian nasional, dengan tumbuh baik dibandingkan negara-negara maju, berdampak pada terserapnya angkatan kerja, sehingga tingkat pengangguran nasional turun.

Pada kuartal I 2023, tingkat pengangguran dibandingkan tahun lalu turun lebih dari 430 ribu orang, atau dari 8,42 juta menjadi 7,99 juta orang.

Tekanan inflasi yang sempat membayangi perekonomian nasional, akibat kebijakan agresif The Fed menaikkan suku bunga acuan mampu di tangkis dengan baik oleh Bank Indonesia dan pemerintah.

Inflasi (IHK) dari bulan Maret di level 4,97 persen, pada April 2023 turun ke level 4,3 persen.

Krisis Bank AS

Dampak krisis perbankan yang terjadi di Amerika Serikat, sejak jatuhnya Silicon Valley Bank, dan kemungkinan secara beruntun disusul oleh First Republic Bank dan Pacwest Bancorp menganggu ekonomi AS.

Ini artinya, mimpi buruk negara Paman Sam masih berlanjut dengan terancamnya gagal bayar utang mereka.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

MAKI Sebut Peran Bentjok Dalam Kasus Jiwasraya Rangking Pertama

JAKARTA-Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) meminta adanya supervisor yang mengawasi
Anggota Komisi VI DPR I Nyoman Parta

Geram Partainya Diserang, Politisi PDIP Sebut Menteri Bahlil Banyak Bacot

JAKARTA-Pernyataan Menteri Investasi/BKPM, Bahlil Lahadalia beberapa waktu lalu yang menyebut