JAKARTA-S&P kemarin ditutup menguat 1.2% didukung rilis kinerja perusahaan dan consumer confidence yang berada di atas estimasi. Namun EIDO kemarin melemah 0.6% seiring pelemahan IHSG 0.5%. Nikel menguat signifikan 5.1% setelah Goldman Sachs memperkirakan produksi Nikel di China akan mengalamai penurunan. Sementara itu, harga Timah menguat 1.53%. Di sisi lain, harga minyak brent hanya menguat tipis 0.23%. Penguatan harga minyak mendorong harga CPO menguat 2.2% selain juga akibat rencana penerapan Biodiesel B7 di Malaysia.
Analis valas PT Samuel Sekuritas menjelaskan, bursa Asia pagi ini bergerak menguat merespon penguatan S&P. Sementara itu, Rupiah bergerak flat di kisaran Rp12,155/US$. “Kami perkirakan IHSG berpotensi menguat namun akan underperform terhadap bursa regional,” jelasnya seperti dikutip dari laman samuel.co.id di Jakarta, Rabu (29/10).
Hal ini karena mencuatnya ketidakpastian kenaikan harga BBM. Sebelumnya pasar mengekspektasi akan terjadi kenaikan pada awal November, namun hingga saat ini pemerintah belum memberikan sinyal akan terjadi kenaikan harga. “Kinerja sebagian perusahaan yang mengecewakan juga akan turut menjadi pemberat IHSG,” pungkasnya.