Pemerintah Beri Sinyal Turunkan Harga Gas dan BBM

Friday 4 Dec 2015, 2 : 04 am
by
Sekretaris Kabinet, Pramono Anung

JAKARTA-Pemerintah memberi sinyal mengenai kemungkinan penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) dan gas. Namun demikian, tidak disebutkan besaran prosentasi penurunan kedua komoditi tersebut. “Nanti akan dikaji mengenai beberapa besarannya, termasuk harga gas yang dikeluhkan oleh pabrik-pabrik pupuk dibandingkan negara luar kita lebih mahal,” kata Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung usai rapat terbatas yang membahas urusan Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan Pertamina, di kantor Presiden, Jakarta, Kamis (3/12).

Seskab juga menunjuk adanya pajak yang dikenakan untuk harga BBM dan gas untuk kebutuhan dalam negeri. Sementara untuk impor justru tidak dikenakan pajak. “Ini yang terus kita kaji,” ujarnya.

Senada dengan Pramono, Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto, memberi sinyal penurunan harga BBM dan gas. Saat ini, PT Pertamina (Persero) terus mengevaluasi harga bahan bakar minyak (BBM) terkait terus melemahnya harga minyak dunia yang terus merosot. “Terus selalu dievaluasi. Nanti kalau sudah potensinya disesuaikan, kita sesuaikan,” ujarnya di Istana Negara, Jakarta, Kamis (3/12).

Seperti diketahui, harga minyak mentah dunia jatuh lebih dari empat persen pada perdagangan Rabu waktu setempat. Lonjakan stok minyak dan reli dolar menjadi faktor penurunan harga si emas hitam ini. Harga minyak Brent LCOc1 turun USD1,95 atau 4,4 persen menjadi USD42,49 per barel, bahkan sempat terpental ke sesi terrendah di level USD42,43 per barel. Angka tersebut hanya 20 sen lebih rendah pada Agustus 6,5 tahun yang lalu.

Sementara itu, harga minyak WTI CLc1 melemah USD1,91 per barel atau setara 4,6 persen menjadi USD39,94 per barel, sebelum kembali ke atas USD40 pasca-penyelesaian. Rekor terendah Brent untuk hari itu sebesar USD39,84 per barel.
Secara terpisah, Ketua Komisi VII DPR Kardaya Warnika berharap agar harga BBM bisa diturunkan sekarang ini. Apalagi, hal ini didukung dari penurunan harga minyak dunia yang terus menurun hingga titik terendah di level USD40 per barel. Bahkan, untuk saat ini harga minyak dunia telah berada di level USD45 per barel. “Turunkan harga BBM karena biaya pengadaan sudah turun. Karena terjadi pelemahan rupiah hanya sembilan persen. Sementara harga minyak turun 30 persen. Net turun harga minyak lebih besar dibanding pelemahan,” jelasnya.

Kardaya menilai, dengan diturunkannya harga BBM maka penurunan itu dapat meringankan beban masyarakat kecil. Hal ini akan juga memiliki dampak terhadap berkurangnya beban ekonomi Indonesia sehingga nantinya diharapkan daya beli masyarakat kembali meningkat.

Dalam ratas itu, Presiden Joko Widodo meminta agar pembangunan pembangkit tenaga listrik dan pembangunan kilang minyak semuanya harus dipercepat. Saat ini merupakan kesempatan terbaik karena investor yang ingin masuk antri. “Pertanyaannya hanya kita sekarang. Kesiapan kita untuk memberikan percepatan pelayanan sehingga peluang-peluang ini tidak hilang, bisa kita tangkap, bisa kita laksanakan di lapangan,” kata Presiden.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

BRI Bagi Dividen

Dividen Final Bank Rakyat Indonesia Rp235 per Saham

JAKARTA – PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (Persero) (BBRI) akan

Kepala BKPM, BNP2TKI Dan KASN Dilantik Sore Ini

JAKARTA-Presiden Joko Widodo (Jokowi) dijadwalkan melantik Kepala Badan Koordinasi Penanaman