Pemerintah Harus Kurangi Batubara Dalam Rencana Listrik 35.000 MW

Wednesday 9 Sep 2015, 3 : 06 pm
by
dok Antara

JAKARTA-Ekonomi Indonesia telah memasuki periode melambat. Dari target pertumbuhan ekonomi 6%, yang terwujud hanya  4.1% hingga kini. Perlambatan ekonomi ini juga telah tercermin dalam konsumsi batubara PLN. Sebagai salah satu pemilik pembangkit listrik besar, PLN memperkirakan konsumsi batubara tahun 2015 sebanyak 61 juta ton  dari target 91 juta ton (kurang dari 33%).

Direktur Eksekutif Nasional Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI), Abednego Tarigan, menyatakan, tahun 2016, pertumbuhan ekonomi tidak lebih baik dari yang diperkirakan semula. Pemerintah sendiri telah menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2016 dari 5,8-6,2% menjadi 5,5 -6%. Target ini bahkan jauh lebih rendah dari Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik PLN 2013-2022 yang mematok 6.9%.

Menurutnya, pelambatan ekonomi menjadi momen tepat untuk mengkonservasi sumber daya alam, bukan justru mengeksploitasi secara besar-besaran. “Mengembangkan energi terbarukan semakin tepat karena biaya lingkungan dan sosial dari energi fossil justru akan makin memperlambat ekonomi itu sendiri,” imbuhnya.

Sedangkan Unit Kajian WALHI Pius Ginting, menyatakan kini adalah saat tepat bagi pemerintah melakukan perubahan atas program listrik 35.000 MW, dimana program tersebut di dominasi pembangkit listrik menggunakan batubara di  Pulau Jawa, yakni sebanyak 12.400 MW. Sementara itu, diluar Pulau Jawa banyak mengalami krisis, Sumatera Utara dan Aceh kekurangan listrik sebanyak 9%. Tingkat permintaan pertumbuhan listrik selalu lebih tinggi di luar P. Jawa (diatas 10%) dibanding Pulau Jawa (7.5%). Prioritas pembangunan listrik seharusnya dilakukan diluar Pulau Jawa.   “Saat ini listrik Pulau Jawa telah memiliki cadangan sebesar 31% sehingga tidak terdapat alasan melakukan pemaksaan pembangunan listrik batubara di Pulau Jawa, seperti di Batang, Jawa Tengah demikian juga proyek listrik lainnya yang menggusur warga, seperti proyek Jati Gede,” pungkasnya.

Sementara itu, di sekitar daerah pembangkit batubara di P.Jawa masyarakat menderita dampak negatif dari kegiatan batubara, diantaranya penurunan produktivitas pertanian, hilangnya tangkapan nelayan, penurunan kualitas kesehatan.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

BSI Maslahat dan BSI Beri Bantuan ke Warga Terdampak Bencana Tanah Bergerak di Bogor

BOGOR-BSI Maslahat dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) memberikan

Nasabah Datangi OJK Mencari Keadilan

JAKARTA-Polemik antara Bank Ekonomi dengan Nasabah Sanny Suharli yang terjadi