JAKARTA-Kinerja keuangan sebagian perusahan milik pemerintah tampak berguguran selama sembilan bulan 2023.
Kali ini giliran PT Timah Tbk (TINS) yang mengalami kemerosotan kinerja keuangan alias rugi, setidaknya per September 2023.
TINS mencatat kerugian Rp87,45 miliar pada Januari-September 2023.
Padahal, di periode yang sama 2022, emiten BUMN pertambangan itu melaba Rp1,14 triliun.
Kerugian TINS tersebut, menurut laporan keuangan INAF per September 2023 yang dipublikasikan Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Senin (6/11), disebabkan oleh pendapatan bersih yang anjlok 37,42% menjadi Rp6,37 triliun pada Januari-September 2023, dari Rp10,18 triliun pada Januari-September 2022.
Penjualan logam timah per September 2023 merosot 42,7% jadi Rp4,50 triliun, dari Rp7,86 triliun per September 2022.
Begitu juga penjualan Tin chemical anjlok 44,8% jadi Rp559,21 miliar, penjualan dari komoditas batubara yang juga turun menjadi Rp664,67 miliar dari Rp665,21 miliar pada Januari-September 2022, serta penjualan tin solder tergerus 17,53% ke Rp203,19 miliar, dari Rp246,4 miliar.
Manajemen Perseroan berhasil menekan turun beban pokok penjualan (BPP) TINS sebesar 26,77% jadi Rp5,79 triliun pada Januari-September 2023, dari Rp7,91 triliun pada periode sama 2022.
Namun, laba kotor TINS terpangkas 74,26% jadi Rp584,29 miliar, dibanding Rp2,27 triliun pada Januari-September 2022.
Per September 2023, total asset TINS sebesar Rp12,73 triliun, turun 2,58% dari Rp13,06 triliun per Desember 2022.
Adapun jumlah liabilitas dan ekuitas TINS per September 2023, masing-masing Rp6,08 triliun dan Rp6,64 triliun. (ANES)