Perbankan Syariah Kelola 13,4 Juta Rekening Masyarakat

Wednesday 15 Oct 2014, 2 : 35 pm
by

BOGOR-Pertumbuhan populasi penduduk, khususnya kelas menengah menjadi faktor meningkatkan potential demand terhadap value added services yang ditawarkan industri keuangan syariah.   Kelas menengah Indonesia tumbuh dari semula 93 juta orang atau 42,7% menjadi sekitar 134 juta orang atau 56,6% penduduk merupakan pasar potensial bagi keuangan syariah.

Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Firdaus Djaelani mengatakan kenaikan income akan mengubah preferensi keuangan masyarakat dari produk sederhana seperti simpanan dan pembiayaan umum, ke arah produk investasi dan pembiayaan yang lebih sophisticated, berbasis IT dan memiliki value added yang dibutuhkan pelanggan dan dunia usaha.   Selain itu, kebijakan pengembangan sektor strategis antara lain terkait infrastruktur dan konektivitas, revitalisasi industri, dan konservasi energi, merupakan lading garapan sektor jasa keuangan syariah yang belum banyak dijamah. Pada sektor infrastruktur misalnya, dari kebutuhan pembiayaan sebesar Rp1.924 triliun hingga 2014, hanya sekitar 29% yang dapat dipenuhi APBN.   “Hal ini memberikan optimis bahwa ruang bertumbuh dan peran kontribusi sector jasa keuangan syariah bagi pembangunan masih sangat luas.   Ini tantangan bagi stakeholders keuangan syariah nasional,” jelasnya Rabu (15/10).

Hingga saat ini ujarnya, sektor perbankan konvensional memiliki 12 Bank Umum Syariah, 23 UUS dan 163 BPRS. Pertumbuhan rata-rata aset (yoy) telah mencapai rata-rata 33,07%dalam 5 tahun terakhir. Dengan total aset per akhir Juni 2014 sekitar Rp250,14 triliun, industri perbankan syariah mampu mengelola hampir 13,4 juta rekening dana masyarakat, melalui kurang lebih 3000 kantor jaringan di seluruh Indonesia. “Aset perbankan syariah tersebut telah mencapai 4,74% dari aset perbankan di Indonesia,” ucapnya.

Sedangkan untuk sektor pasar modal syariah, jumlah saham yang termasuk daftar efek syariah (DES) mencapai 326 saham atau 55,07% dari seluruh saham yang listing di pasar modal. Adapun nilai outstanding dari total 33 sukuk korporasi saat ini adalah Rp.6,96 triliun atau 3,18% dari nilai outstanding seluruh sukuk dan obligasi korporasi. Selain itu, terdapat 66 Reksa Dana Syariah dengan total Nilai Aktiva Bersih mencapai Rp.9,78 triliun atau 4,49% dari total NAB Reksa Dana. “Namun demikian, market share yang masih kecil tersebut menunjukkan bahwa masih terdapat potensi yang cukup besar untuk meningkatkan market share industri keuangan syariah,” imbuhnya.

Sementara itu, jelasnya pada industri keuangan non bank terdapat 98 perusahaan yang menyelenggarakan usaha berdasarkan syariah, terdiri dari 48 perusahaan asuransi syariah atau reasuransi syariah, 48 lembaga pembiayaan syariah dan 2 perusahaan penjaminan syariah. Dari 98 perusahaan itu, perusahaan yang menyelenggarakan usaha syariah secara full fledged baru sebanyak 3 perusahaan asuransi, 7 lembaga pembiayaan syariah dan 1 perusahaan penjaminan. Pada akhir Mei 2014, IKNB Syariah mengelola aset sebesar Rp44,51 triliun, yang terdiri dari Rp19,23 triliun dari sektor asuransi dan reasuransi syariah, Rp 24,23 triliun dari sektor pembiayaan syariah, dan Rp106 miliar dari sektor penjaminan syariah. “Saya yakin bahwa industri keuangan syariah kita akan berkembang dengan baik dan semakin berperan dalam perekonomian Indonesia khususnya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat luas,” pungkasnya.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Kasikornbank Bakal Kuasai Saham BMAS Hingga 67,5%

JAKARTA-Anak usaha Kasikornbank Public Company Limited (KBank), yakni Kasikorn Vision

Bernardo Cueva Akan Pimpin Departemen Tendangan Bebas Chelsea

LONDON – Klub London Barat, Chelsea, sudah membentuk sebuah departemen